Kamis, 16 Januari 2014

Endonezya Tanitimi (Presentasi tentang Indonesia)

Bismillah…
Apa kabar, kawan-kawan? Semoga selalu sehat yaaaaa J
http://www.rotaxasia.com/wp-content/uploads/2011.5.3-Indonesia-flag.jpg
Bendera İndonesia
Dibawah ini saya lampirkan presentasi tentang Negara Indonesia.
Dalam rangka apa saya membuat presentasi ini? Tidak lain tidak bukan adalah T-U-G-A-S.
Namun selama tugasnya itu presentasi tentang Indonesia, dengan senang hati kami kerjakaaaaaannn J

Kami memperkenalkan Indonesia kepada guru Bahasa Turki kami dan teman-teman lainnya dari berbeda-beda negara, yang Alhamdulillah mendapatkan respon positif.
Presentasi ini hanya dilakukan kecil-kecilan didalam kelas Hacettepe Universitesi TOMER saja. Namun, kami berharap dari presentasi kecil kami bisa memberikan dampak besar.

Untuk videonya saya sarankan mengunduh dari Youtube, dengan kata kunci: Wonderful Indonesia. Disana tersedia video-video menawan tentang Indonesia J

Berikut dibawah ini adalah link ppt yang telah kami buat, mohon maaf jika masih banyak kekurangan J

Thanks to:
Linda, partner presentasi dan yang udah nyari banyak informasi-informasi, dan udah capek-capek masak makanan Indonesia yang namun pada akhirnya gak jadi dibagikan, diakrenakan presentasinya sesudah jam makan siang.
Nisa, yang udah bantuin nyari informasi-informasi buat presentasi.
Arif, yang udah ngasih video-video Wonderful Indonesia.

Terima Kasih. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembacanya.
Kritik dan saran bisa dilampirkan J
Mohon maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan, karena tujuan saya hanya ingin sharing pengalaman.
»»  Read More...

Berbagi info aja. Cuma buat kamu loh!

Bismillah...
Sebelum melanjutkan studi ke Turki, apa aja sih yang harus dicari dan dipersiapkan?
Berikut ini adalah serangkaian informasi yang saya kumpulkan sebelum keberangkatan melanjutkan studi saya ke Turki...
Semoga bermanfaat,

berikut linknya yang bisa di download

Thanks to:
Ayah yang udah rajin internettan buat nyariin semua info-info buat kakak J

Terima Kasih. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembacanya.
Kritik dan saran bisa dilampirkan J
Mohon maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan, karena tujuan saya hanya ingin sharing pengalaman.


»»  Read More...

"MELAPANGKAN HATI"

murni copas dari grup ODOJ. mau dishare aja, monggo. semoga bermanfaat...

Assalamualaikum . Seorang anak dg wajah kusut berjalan tak terarah di tepi danau. Bertemulah ia dg seorg kakek yg bijaksana. Berdialoglah mereka. Anak mudaitu menumpahkan kegalauan hatinya kpd si kakek. Si kakek pun mendengaarkan dg seksama. Sehabis si anak muda menuntaskan kegalauan hatinya, si kakek masuk ke dlm rumah, lalu ia muncul dg menggenggam garam. "Nak, coba kau masukkan garam ini ke dlm gelas, aduk & cicipi,"pinta si kakek. "Bgmn rasanya?" Si kakek bertanya. "Asin sekali, juga pahit." Jawab anak muda. "Sekarang pergilah kamu ke danau di sana. Tuangkan segelas airmu yg asin itu kesana. Lalu aduklah air danau itu & rasakan." "Bgmn rasanya?" "Segar," sahut anak muda itu. "Apakah kamu rasa asin garam di dlm air danau itu?"Tanya kakek lagi. "Tidak."Jawab si anak muda. "Anak muda, dengarlah baik2 kata2 ku ini. Pahit getirnya kehidupan layaknya segenggm garam tadi. Jumlah & rasa pahit itu sama dan akan tetap sama. Tapi, kepahitan yg kita rasakan sgt tergantung dr wadah atau tempat yg kita miliki. Kalau hati kita sekecil gelas tadi, maka pahit getir kehidupan itu akan terasa menyiksa. Namun jika hati kita seluas samudera, maka kegetiran & rasa asin itu tdk lagi mampu merusak suasana batin kita. Jadi, ketika engkau merasakan kepahitan & berbagai kegagalan dlm hidup, lapangkanlah dadamu, luaskan hatimu utk menampung setiap kepahitan hidup." Dlm menjalani kehidupan ini, masa2 getir adalah sesuatu yg tdk terelakkan. Hal itu tak ubahnya spt badai yg sewaktu2 hadir di tengah samudera. Begitu juga kita tdk mungkin mengelak kehadiran orang2 yg tdk menyukai kita. Kita tdk bisa mengubah semua org menjadi santun & menyukai kita, tdk juga kita bisa membuat semua org selalu memuji & membenarkan apa yg kita lakukan. Sebaik apa pun diri kita, tetap saja akan ada org yg tdk suka. Itulah mosaik kehidupan; ada hujan, terang, panas, dingin, ada siang & malam. Persoalan sesungguhnya bukan terletak pd apa yg ada diluar diri kita, tapi bgmn kita menyikapinya.
»»  Read More...

Menggambar dan Melukis, duh boleh gak sih!

Bismillah….
Suatu hari ketika saya membuka Facebook, halaman depan jejaring social tersebut saya sadari sudah beberapa hari ini terpampang hasil-hasil karya seni teman-teman saya. Yap, menggambar maupun seni lukis, sesuatu yang sangat indah dan mengasyikkan. Namun sayang sekali, potensi saya dalam bidang menggambar sewaktu kecil itu tidak saya kembangkan, malah saya tinggalkan begitu saja L
Situasi ini sedikit mempengaruhi diri saya, bak pesawat jet melintas di udara, dengan secepat kilat saya mengambil kertas dan mencoba men-sketsa beberapa orang. Yap, percobaan menggambar hanya saya lakukan sebanyak 2x saja. Saya merasa mencari bagian dari diri saya yang hilang *ceileeeh*, ya lebih tepatnya seolah mencari jati diri gitu deh. Tidak ada perasaan putus asa sedikitpun dalam segenap pikiran dan perasaan. Hanya saja, tiba-tiba teringat sebuah nasihat dari guru mengaji saya sewaktu SD, “….jangan menggambar benda hidup,…..”, hanya hal itu yang paling saya ingat.

http://3.bp.blogspot.com/-QXo9tsOtFzo/UNl8_-QdCuI/AAAAAAAABgs/ZhHPGe9ot7M/s1600/donald-zolan-oil-painting-47-2.jpg
Karya Lukisan Anak Donald Zolan - Seni Rupa

 
Untuk menghilangkan keraguan dan menjawab rasa penasaran, saya layangkan pertanyaan kepada senior-senior saya di forum diskusi,
Pertanyaan: “Apakah menggambar makhluk hidup itu gak boleh? Ada dasar hadits nya tidak?”
“Setiap penggambar berada dalam neraka, setiap gambar yang telah dia gambar akan diberikan jiwa (dihidupkan oleh Allah) yang dengan gambar itu dia akan disiksa didalam Jahannam.”
Lalu Ibnu Abbas berkata,” Jika kamu harus untuk menggambar, maka gambarlah pohon dan apa saja yang tidak mempunyai nyawa.” (HR Al-Bukhari)
Sungguh, jawaban yang sangat menghentakkan dada.secepat itu Allah ingatkan saya? Subhanallah.. teringat pula pernah suatu hari saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar, saya berbincang dengan guru mengaji saya, melihat semacam tabloid muslimah yang berisikan sketsa-sketsa busana muslimah, dan saya melihat, gambar-gambar yang di sketsa itu, pada bagian wajahnya tidak digambarkan panca indera nya.
Lalu saya bertanya, “Kalau itu boleh?”
Beliau menjawab, “Ya..boleh. Pada intinya jangan kau gambar bagian wajahnya maupun tangannya.”

Terima Kasih. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembacanya.
Kritik dan saran bisa dilampirkan J
Mohon maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan, karena tujuan saya hanya ingin sharing pengalaman.

»»  Read More...

Curhat si Penulis Amatiran

Bismillah…
Apa kabar, kawan-kawan? Semoga selalu sehat yaaaaa J

Seperti yang kawan-kawan sekalian tahu, saya jarang mengisi blog. Saya mulai menulis karena saya memiliki pemikiran, dengan tulisan manfaatnya itu akan terus tersebar dan turun-menurun, apalagi kalau disimpan di blog. Sehingga memudahkan semua orang untuk menemukannya.
Kalau ditanya, Witsqa punya gak sih bakat menulis? Dengan tegas saya jawab, Tidak!
Namun, saya suka membagikan ilmu yang saya punya. Supaya terus dan terus berkembang.
Nah suatu hari ada ajang lomba gitu, 30 orang yang beruntung akan dimuat di buku hasil karya nya itu. Saya tidak berharap banyak, namun taka da salahnya juga saya mencoba, iya kah? Yah. Rezeki mah Allah yang ngatur. Jikalau terpilih Alhamdulillah, jikalau tidak ya tak apa J
Berikut adalah karangan yang saya kirimkan. Kisah nyata loh ini… hihihi

“Pergi Untuk Kembali”
“Bertualanglah sejauh mata memandang. Mengayuhlah sejauh lautan terbentang. Bergurulah sejauh alam terkembang.”, - Rantau 1 Muara, karya A. Fuadi.
Tepat didepan wajahku, sayup-sayup terdengar perkataan yang sedikit menggores hati, “Orang manja sepertimu mana bisa?”. Opini tersebut sempat menghantuiku, hingga membuatku ingin memberikan pembuktian untuk mematahkan prasangka tersebut. Namun, Astagfirullah, istigfar sebanyak-banyaknya kuhaturkan, tak seharusnya niatku berbelok hanya karna hal semacam itu. Ya, takut dan keraguan pun sempat menggoyahkan hati ini tepat beberapa hari sebelum keberangkatanku ke dataran asing ini, Turki. Namun kubulatkan tekad dan niat utamaku, yakni untuk meraih ridha Illahi, mencari ilmu yang banyak dengan harapan ilmu yang kudapatkan itu bisa bermanfaat. Bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk khalayak. Aamiin.
Rantau. Tak kusangka kini aku adalah seorang yang merantau. Hal yang tak pernah terbesit sedikit pun dalam benak ini jikalau aku akan menjadi seorang perantau. Turki, tanpa ragu kubidikkan rantauan pertamaku di negara dengan komposisi muslim yang cukup banyak ini.
İni adalah kali pertamaku dipisahkan oleh dimensi jarak dan waktu dengan keluarga. Tak ada air mata sedikitpun yang aku teteskan di detik-detik perpisahanku dengan keluarga. Bukan karena aku tak merasakan kesedihan, namun aku tlah terikat janji dengan wanita yang senantiasa membesarkanku tanpa pamrih itu, Ibu. Ya, aku berjanji takkan menangis di hari kepergianku, aku akan meninggalkan keluargaku dengan senyuman dan tawa. İtu janjiku. Dan, aku berhasil! Aku diberi nama Witsqa yang artinya wanita yang kuat (hatinya), namun namaku tak sesuai dengan kenyataan di hari itu. Sesungguhnya hari itu sangat menyesakkan dada. Sangat. Aku tahu tatapan hangatnya, peluk cinta kasihnya, terselip kesedihan, kesukaran melepas putri satu-satunya untuk pergi nun jauh ke sana. Hari itu pun terasa lain, kakak dan adik laki-lakiku, seorang yang sangat dingin dan selalu menyembunyikan rasa kepeduliannya masing-masing itu dengan tiba-tiba memelukku dengan erat, meski aku tahu sebenarnya mereka melakukan hal tersebut dibawah paksaan tanteku, namun itu sangat berarti bagiku. Aku berharap ini adalah perpisahan terindah. Tunggu.. Aku akan kembali untuk kalian! J
Merantaulah.. agar kamu tahu bagaimana rasanya rindu dan kemana kau harus pulang.
Merantaulah.. engkau akan tahu betapa berharganya waktu bersama keluarga.
Merantaulah.. engkau akan mengerti alasan kenapa kau harus kembali.
Merantaulah.. akan tumbuh cinta yang tak pernah hadir sebelumnya, pada kampung halamanmu, pada mereka yang kau tinggalkan.
Merantaulah.. engkau akan menghargai tiap detik waktu yang kamu lalui bersama ibu, bapak, adik dan kakak, ketika kamu pulang ke rumah.
Merantaulah.. engkau akan lebih paham kenapa orang tuamu berat melepasmu pergi jauh.
Merantaulah.. engkau akan lebih mengerti arti sebuah perpisahan.
Merantaulah.. semakin jauh tanah rantauan, semakin jarang pulang, semakin terasa betapa berharganya pulang.” – anonim.
Kalian tahu apa yang membuatku terkesima dengan negara Turki ini? Disaat mereka sangat memfasilitasi orang-orang yang cacat, tanpa mengurangi rasa penghormatan dan dengan rendah hatinya mereka berkata, “Sarana prasana yang kami berikan untuk orang-orang yang cacat itu belumlah banyak.”, Subhanallah, ini adalah sedikit catatan kecil yang kusimpan, yang kuharap dapat diterapkan di Bumi Pertiwi.
Turki juga membuatku lebih berani merangkai mimpi setinggi-tingginya, membuat mataku terbuka lebih lebar lagi, lebih menatap kedepan dan memberikanku segala pengalaman yang sangat berharga yang takkan mungkin kudapatkan jika aku tetap berdiri bersama keluargaku. Lucu. Memalukan. Mengesalkan. Menyedihkan. Mengharukan. Semua tlah kulalui selama lebih kurang 5 bulan ini.
Terimakasih Allah, berikan aku sebongkah kebahagiaan yang tak mampu kuungkapkan dalam untaian kata-kata. Tak ada sesuatupun yang aku ketahui selain ketentuan-Mu yang lebih indah dibandingkan rencana-rencanaku.
Terimakasih Turki, izinkan aku rasakan menjadi pejuang sesungguhnya. Ajarkan aku bagaimana caranya menyapa kehidupan dengan penuh senyuman dan rasa syukur.
Ya, memang aku pergi ke Turki untuk kembali ke Tanah Air tercinta. Tapi, bukan dengan tangan kosong. Nantikanku, aku akan kembali membawa sejuta pelangi, sejuta senyum, dan sejuta manfaat. Bukan hanya aku, tapi kami, seluruh pelajar dari seluruh penjuru dunia. Kami akan kembali untuk memekarkan senyuman İndonesia tercinta. Tanah Air Jaya.

Langkahkan Kakimu Tanpa Ragu
“Bertualanglah sejauh mata memandang. Mengayuhlah sejauh lautan terbentang. Bergurulah sejauh alam terkembang.”, - Rantau 1 Muara, karya A. Fuadi.
Merantau adalah kata yang mudah diucap, namun melaksanakannya, tak semudah mengucapkannya. Membutuhkan persiapan mental dan fisik, juga pemikiran yang matang. Siapkah kita jauh dari keluarga kita? Siapkah kita hidup di lingkungan baru yang sama sekali tidak kita ketahui sebelumnya? Namun, ketika ridha orang tua sudah ada di tanganmu, keberanian telah tumbuh di dadamu, janganlah ragu untuk melangkah, merantau, untuk menggapai mimpi dan cita. Karena jika orang tua telah memberikan ridha nya, insya Allah, Allah SWT pun memberikan ridha-Nya untuk kita menuntut ilmu di jalan yang ia ridhai.
Merantaulah.. agar kamu tahu bagaimana rasanya rindu dan kemana kau harus pulang.
Merantaulah.. engkau akan tahu betapa berharganya waktu bersama keluarga.
Merantaulah.. engkau akan mengerti alasan kenapa kau harus kembali.
Merantaulah.. akan tumbuh cinta yang tak pernah hadir sebelumnya, pada kampung halamanmu, pada mereka yang kau tinggalkan.
Merantaulah.. engkau akan menghargai tiap detik waktu yang kamu lalui bersama ibu, bapak, adik dan kakak, ketika kamu pulang ke rumah.
Merantaulah.. engkau akan lebih paham kenapa orang tuamu berat melepasmu pergi jauh.
Merantaulah.. engkau akan lebih mengerti arti sebuah perpisahan.
Merantaulah.. semakin jauh tanah rantauan, semakin jarang pulang, semakin terasa betapa berharganya pulang.” – anonim.
Kutipan tersebut menjelaskan akan pentingnya merantau. Dengan merantau, kita akan lebih mensyukuri segala apa yang telah kita miliki selama ini, menghargai kehadiran sanak-saudara disekeliling kita, dan mendapatkan ilmu yang langka dan tak ternilai harganya, yakni ilmu kehidupan. Hidup yang menjadi guru bisu yang memberikan makna dan arti hidup yang sesungguhnya. Bukanlah kejayaan yang kau kejar dari merantau, melainkan pengalaman yang akan menjadi guru terhebat sepanjang masa.
Saya adalah salah satu insan-Nya yang diberikan kesempatan untuk mendapatkan rezeki dan mengemban amanah untuk melanjutkan studi ke Turki. Turki, negeri indah nan elok yang kaya akan peninggalan sejarah islam ini adalah tanah asing pertama yang saya injak. Kenyataan ini terasa seperti terlelap dalam mimpi yang indah, teramat indah. Tak semua orang bisa mendapatkan kesempatan untuk menikmati keindahan ciptaan-Nya di sisi bumi yang berlainan. Ya, kita memang berhak membuat rencana, namun rencana Illahi-lah yang lebih indah.
Hidup seketika berubah ketika saya memulai menjalani rutinitas di Turki. Bagaikan kuncup bunga yang bermekaran. Setiap harinya selalu ada cerita baru yang memberikan warna cerah dalam catatan hidup saya. Disini, setiap harinya saya belajar. Belajar bagaimana menjaga diri dan mengontrol diri, karena tak ada lagi orang tua yang senantiasa disisi yang selalu memberikan teori yang dikemas dalam lontaran nasihat-nasihat setiap harinya. Disini adalah tempat saatnya mengimplementasikan segala teori tersebut.
Dari Turki, saya diizinkan untuk merasakan bagaimana rasanya merantau, bagaimana rasanya merindu, bagaimana caranya bersabar, bagaimana seharusnya saya mensyukuri nikmat, dan yang terpenting bagaimana hidup yang sebenar-benarnya hidup.
Ayo kepakkan sayapmu, leburkan segala keraguanmu, melangkahlah.
Merantaulah, dan rasakan sensasinya.

Oh iya, ini adalah tiga hal yang cocok masuk kedalam kantung baju kita:
1.      Man Jadda Wa Jadaa
Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil
2.      Man Shobaru Zhafira
Siapa yang bersabar akan beruntung
3.      Man Yazro Yahsud
Siapa yang menanam, akan menuai yang ditanam
Jadikanlah kediga hal tersebut modal hidup dan modal ketika kesulitan melanda

Agak sedikit rumpang, hehehe. Tidak sedikit deh, buanyaaakkk. Dengan konsep yang sama saya membuat 2 buah tulisan yang diatas tersebut. Yang pertama lebih berbagi pengalaman nyata dan yang kedua agak sedikit formal. Di detik-detik pengiriman berkas tersebut barulah teringat, mengapa tidak membuat sesuatu yang berbeda. Yang lucu gitu. Yah sayangnya tak banyak waktu yang saya punya. Secepat kilat, langsung saja saya kirimkan. Hehehe.. Imajinasi lebay bin alay saat menulis belum menghampiri. Jadinya begitu deh. Hihihi. Maaf ya, saya tranparan aja nih sama readers sekalian.

Thanks to:
Mba Evi dan Kak Andika yang udah ngasih tau dan ngajakin Witsqa buat ikutan ini J

Terima Kasih. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembacanya.
Kritik dan saran bisa dilampirkan J
Mohon maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan, karena tujuan saya hanya ingin sharing pengalaman.
»»  Read More...

Ketemu anak-anak TK itu rasanya......

Bismillah…
Apa kabar, kawan-kawan? Semoga selalu sehat yaaaaa J

Oke, kali ini aku akan membahas tentang pengalaman pribadiku mengunjungi Taman Kanak-kanak.
Di Indonesia ke TK, ketemu anak-anak? Biasa. Nah ini, di Turki? Gimana rasanya? Menurutku, luarrrrr biasa.
Aku punya kenalan kakak kelas yang sedang duduk di bangku akhir kuliah. Dan beliau kebetulan belajar di jurusan guru TK. Iseng-iseng, terbesit dalam pikiranku, ingin sekali rasanya main ke TK, ketemu anak-anak kecil, main bersama mereka. Wah pasti seru, itu ekspektasiku.
Alhamdulillah, kami berjodoh. Kakak kelasku itu sedang melaksanakan yang namanya “magang” atau istilah Bahasa Turki nya STAJ. Dengan penuh harap aku bertanya via social media, twitter.
“Kak, pengen ikut dong main ke TK. Pengen ketemu anak-anak kecil. Hehehe..”, pintaku.
“Boleh..boleh.. Yuk ikut kakak hari Jum’at ini.”
Percakapan lebih lanjut pun kami teruskan melalui media Whatsapp.

Tibalah hari itu, Jum’at!
Kurelakan bolos dulu TOMER demi bertemu dengan anak-anak lucu tersebut. Kami berangkat bersamaan. Sepanjang perjalanan menuju lokasi sekolah TK nya tersebut dalam hati ku berdoa, semoga materi hari ini tidak terlalu sulit, atau apapun lah, yang penting tidak membuatku ketinggalan pelajaran Bahasa Turki. Dan Alhamdulillah, guru yang seharusnya mengajar kelasku tidak berkenan hadirJ, dikarenakan anaknya sakit L
Saat di perjalanan pun aku menyempatkan diri bertanya kepada kakak kelas aku tersebut tentang bagaimana sistem pendidikan TK di Negara Turki itu, dan beliau memberikan jawaban kurang lebih seperti ini: kelas dimulai pukul 9 pagi dan berakhir pukul 2 siang. Seketika aku terbelalak, anak-anak kecil itu ngapain aja, lama banget, apa nggak kasihan terlalu banyak belajar? Ternyata, begini rinciannya:
Pukul 09.00 – 11.30 bermain bebas.
Pukul 11.30 – 12.30 sarapan (murid-murid membawa bekal sarapan nya masing-masing, mulai dari minuman, makanan, dessert, dan serbet).
Pukul 12.30 – 14.00 baru deh belajar, tapi bentuk pembelajaran untuk anak TK, yang kontennya agak ringan.
Sesampainya kami disekolah tersebut, pintu tertutup dan dikunci rapat. Tenyata kami datang sangat terlambat. Kelas dimulai pukul 9 pagi, namun kami sampai di tempat tersebut tepat pukul 10 pagi. Kelewatan memang terlambatnya, hehehe. Tapi memang jarak Antara rumah dan sekolah tersebut sangatlah jauh.

TK O Kecil
Mungkin kalau di Indonesia pengelompokkan kelasnya kurang lebih seperti itu. Ada kelas TK O kecil dan TK O besar. Pertama-tama yang aku masuki adalah TK O kecil. 1 kelas isinya hanya ada 6 siswa-siswi, dikarenakan teman-temannya sakit. Seharusnya ada 10 orang dalam 1 kelas.
Mereka semua sangat kecil, kuperkirakan umurnya sekitar 4 - 5 tahun. Kedatanganku tidak membuat mereka meninggalkan mainan-mainannya. Mereka sangat asyik bermain. Ya itulah dunia anak-anak, mungkin dimasaku sekecil mereka, akupun tak jauh seperti mereka.
Kuganggu 2 orang anak perempuan yang tengah asyik bermain masak-masakkan. Aku bergabung bermain dengan mereka, dengan modus ingin mencoba, apakah mereka bisa menyebutkan namaku dengan benar (maklum, kebanyakan orang agak kesulitan membaca dan memanggil namaku). Pendekatan seper singkat, kulakukan selama 3 – 5 menit, bak harimau menemukan mangsanya, tanpa ragu aku berucap,
“Merhaba, adım Witsqa. Söyleyebilir misin? (Indonesian: Halo, nama saya Witsqa. Kamu bisa nyebutinnya gak?)”, ujarku
Mereka berdua menatapku, dengan penuh pancaran ragu tersirat dari matanya, mereka mengangguk. Aku sangat senang! J
Kutunggu-tunggu mereka tak mengeluarkan sepatah katapun. Mereka asyik dengan mainannya itu. Kutanya kembali mereka, dan mereka tak sedikitpun menggubrisku L *kasian banget diharkosin anak kecil, anak TK lagi hihihi*
Hal yang tak kulupakan dari kelas ini adalah, beberapa anak memanggilku “öğretmenim”, yang artinya guruku. Kaget rasanya suara-suara lucu itu memanggilku guru. Namun, itu adalah kenangan terindah di hari itu J

TK O Besar
Kumasuki kelas lainnya.
Yang tak bisa kulupakan dari kelas ini adalah mereka semua menyambutku! Wonderful!!
“Hoş Geldiniz, Witsqa AblaJ (Selamat Datang, Kak Witsqa)”, ucap mereka serempak.
Aku masih tak percaya, mereka menyambutku, dan mereka menyebutkan namaku dengan benarrrrrrrr….unbelievable.
Terlebih lagi, ketika aku memasuki kelas tersebut, ada seorang anak berambut panjang yang kukira anak lelaki meraih dan menarik-narik lengan bajuku. Mengisyaratkan aku untuk merendahkan tubuhku untuk menyamai tingginya. Akupun menjongkokkan badanku, dan ketika mau kutanya ada apa, seketika itu pula ia mencium kedua pipiku secara bergantian dan dengan cepat memelukku erat. Setelah itu, anak tersebut lari, kembali duduk di  tempat seharusnya ia berada.
Aku melongo, kutatap kakak kelasku, dan aku bertanya,
“Kaget pisan ih kak, emang kayak gitu ya?”, tanyaku seolah tak percaya, namun dalam hati ada gejolak bahagia.
“Iya memang suka pada kayak begitu. Hehe..”, jawabnya.
Dan disitu pula anak-anak kelas O besar itu bertanya kepada kakak kelasku,
“Bu guru, kalian ngomong pake bahasa apa?”, tanyanya
“Kami ngobrol pakai Bahasa kami, Bahasa Indonesia. Bu guru kan udah pernah bilang, yak an?”, jawabnya sambil melemparkan pandangan ke arahku.
Aku hanya tersenyum. Aku memahami, anak-anak seusia mereka sedang tinggi-tingginya rasa keingintahuannya.

Sekitar pukul 12.30, aku putuskan untuk pergi. Karena ada hal lain yang harus aku kerjakan.
Hari itu sungguh menyenangkan.
Sayang sekali aku tidak sempat mengambil foto bersama anak-anak tersebut. Namun aku berharap mereka semua tidak melupakanku, dan jika kami dipertemukan kembali, semoga kami bisa berfoto bersama J

Thanks to:
Kak Iin dan Kak Qoni yang udah mau repot-repot ngajak Witsqa main ke TK nya J

Terima Kasih. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembacanya.
Kritik dan saran bisa dilampirkan J
Mohon maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan, karena tujuan aku hanya ingin sharing pengalaman.
»»  Read More...

One Day One Juz #ODOJ

One Day One Juz #ODOJ
Bismillah..
“Bacalah Al-Qur’an walau hanya 1 ayat.”
Yap, pasti teman-teman semua sudah gak asing lagi kalo mendengar istilah ODOJ. Bagi saya, ODOJ merupakan sebuah forum, yang subhanallah sangat bermanfaat. Insya Allah.
“Iqra à Bacalah..” Q.S. Al-Alaq
Mau share pengalaman saya sendiri nih kenapa, gimana, dan kok bisa ikutan ODOJ?
Alhamdulillah seperti yang temen-temen sekalian tahu dari postingan-postingan sebelumnya (sok ngeksis pisan ._.), bahwa saya sedang melaksanakan studi di Turki. Dan, selama disini otomatis lah saya jauh dari keluarga yang biasanya selalu mengingatkan dll. Nah, untuk memagari diri, agar jiwanya tidak berkaburan, saya merantainya dengan ODOJ. Namun, gak segampang itu saya masuk ODOJ, keraguan berdatangan silih berganti. Mau tau kelanjutan kisahnya? Simak kisah saya selengkapnya dibawah ini….. J
Sebenarnya, sebelum tahu akan realita kehadiran ODOJ, saya sempat membuat peraturan bagi diri saya sendiri. 1 hari minimal membaca Al-Qur’an sebanyak 1 halaman, itu janji saya pada diri saya sendiri. Dengan metode tersebut, terasa sangaaaattt lama untuk bisa khatam Al-Qur’an L
Pada suatu hari, ada seorang ibu yang bercerita dan mengajak saya bergabung di ODOJ. Saya tidak langsung meresponnya, karena ada keraguan di hati saya ini. Godaan syaithan datang mengganggu, seraya berbisik, “Jikalau kamu sudah bergabung dengan forum itu, tentunya membaca Al-Qur’an sebanyak 1 juz dalam sehari akan menjadi kewajiban bagimu. Apa kamu bisa istiqamah setiap harinya? Tak yakin kamu bisa..”
Ketika sudah membulatkan tekad untuk mau bergabung, ada lagi bisikkan syarat lainnya, “Nanti saja bergabungnya, tunggu sampai khatam Al-Qur’an yang hanca(tanda) sendiri, pas start dari juz 1 lagi baru gabung, biar puguh.” Ada aja ya caranya si syaithan itu mengganggu, Astagfirullah..
Pada suatu hari saya berbincang dengan kakak kelas saya, yang Alhamdulillah beliau telah tergabung didalam ODOJ tersebut. Beliau bertanya pada saya, apakah saya sudah tergabung juga di ODOJ, tanyanya. Karena malas menjawab panjang lebar, dengan singkatnya saya menjawab, “Mmm… Belum siap.” Lalu, beliau memberikan nasihat yang membuat saya bermuhasabah kembali. Beliau berkata, kalau ditanya kesiapan, sampai kapanpun kamu gakkan pernah siap. Tiba-tiba kata-kata beliau tersebut membawa pikiran saya terbang ke masa-masa bangku SMA. Ketika itu teman saya sedang dilanda keraguan, dan saya memberikan saran kepada teman sejawat saya itu, perkara apanya saya lupa, namun kata-katanya sungguh persis sama atas apa yang saya pernah katakan terhadap teman saya itu.
“Kalau ditanya kesiapan mah, sampai kapanpun gak akan siap. Mending maju sekarang juga.”
Dari situ pula tiba-tiba seperti ada bisikan dan muncullah bayangan, “Niat baik gak boleh ditunda..”
Malam itu juga saya langsung menghubungi kenalan yang mengajak saya bergabung di ODOJ. Dan diproses hingga lebih kurang 1 hari. Awalnya agak jedag-jedug,karna saya  gak tau apa-apa tentang program tersebut. Memang sering mendengar istilahnya, namun saya mengira bahwa ODOJ itu semu, hanyalah kata-kata. Tenyata ODOJ itu keberadaannya nyata.
Nah, manfaatnya apa sih dari ODOJ itu?
Alhamdulillah, saya yang beru bergabung ini merasa mendapatkan banyak manfaat dari program ini, yakni:
1.       Manajemen waktu
Jika direnungkan, memang ada benarnya. Masa kita menghabiskan hamper 24 jam dalam sehari hanya untuk kebutuhan duniawi. Sedangkan menyisihkan waktu untuk melaksanakan ODOJ maksimal 1 – 2 sehari saja gak sanggup? Ini kan komunikasi sama Sang Pencipta kita, Allah SWT.
2.       Sharing Ilmu
Nih ya, secara pribadi ini bermanfaat banget bagi saya, soalnya saya kan keseringannya denger orang ngomong Bahasa Turki melulu tuh. Terkadang kangen juga denger ceramah berbahasa Indonesia. Nah, Alhamdulillahnya itu, di grup suka ada yang men-share ilmu agama dan informasi-informasi lainnya yang berguna. Subhanallah.
3.       Silaturahmi
Yap, disini juga bisa jadi ajang silaturahmi. Lumayan kan, menambah kenalan dan memperpanjang usia (berdasarkan hadits).
4.       Pokoknya manfaatnya JOSS!

Semoga kita semua bisa istiqamah disetiap kegiatan yang kita jalani. Aamiin..
Mari bersama-sama menjadi ODOJers, bukan buat saya loh, tapi buat dirimu sendiri, dan juga buat Allah SWT J






Thanks to:
Ibu Dewi yang udah mau ngajak Witsqa buat bergabung dengan ODOJ.
Kang Trio yang udah ngingetin Witsqa.

Terima Kasih. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembacanya.
Kritik dan saran bisa dilampirkan J
Mohon maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan, karena tujuan saya hanya ingin sharing pengalaman.





»»  Read More...