Jumat, 20 Februari 2015

"🆘12 Falsafah hidup Jawa Membangun Kedamaian Hidup”

(Dari salah satu grup WhatsApp)



1. URIP IKU URUP
[Hidup itu nyala, hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita]

2. MEMAYU HAYUNING BAWONO, AMBRASTA DUR HANGKORO
[Harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak]

3. SURA DIRA JOYONINGRAT, LEBUR DENING PANGASTUTI
[Segala sifat keras
hati, picik, angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar]

4. NGLURUK TANPO BOLO, MENANG TANPA NGASORAKE, SEKTI TANPA AJI-AJI, SUGIH TANPA BONDHO
[Berjuang tanpa perlu membawa massa, Menang tanpa merendahkan/ mempermalukan, Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan/kekuatan/kekayaan/ keturunan, Kaya tanpa didasari hal2 yg bersifat materi]

5. DATAN SERIK LAMUN KETAMAN, DATAN SUSAH LAMUN KELANGAN
[Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri, Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu]

6. OJO GUMUNAN, OJO GETUNAN, OJO KAGETAN, OJO ALEMAN
[Jangan mudah terheran-heran, Jangan mudah menyesal, Jangan mudah terkejut dgn sesuatu, Jangan kolokan atau manja]

7. OJO KETUNGKUL MARANG KALUNGGUHAN, KADONYAN LAN KEMAREMAN
[Janganlah terobsesi atau terkungkung dengan kedudukan, materi dan kepuasan duniawi]

8. OJO KUMINTER MUNDAK KEBLINGER, AJA CIDRA MUNDAK CILAKA
[Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka]

9. OJO MILIK BARANG KANG MELOK, AJA MANGRO MUNDAK KENDHOv
[Jangan tergiur oleh hal2 yg tampak mewah, cantik, indah dan jangan berfikir gamang/plin-plan agar tidak kendor niat dan kendor semangat]

10. OJO ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNO
[Jangan sok kuasa, sok besar/kaya, sok sakti].

11. ALANG ALANG DUDU ALING ALING , MARGINING KAUTAMAN.
[Persoalan persoalan dlm kehidupan bukan penghambat , jalannya kesempurnaan].

12. SOPO WERUH ING PANUJU sasat SUGIH PAGER WESI.
[Dalam kehidupan siapa yg punya cita2 luhur, jalannya seakan tertuntun]
»»  Read More...

🌿Pandai Urusan Dunia Namun Bodoh Urusan Akhirat 🌿

(Dari salah satu grup WhatsApp)


Ada sebuah hadits yang perlu kita renungi bersama, karena hal ini menyangkut nama baik kita di mata Allah Taala.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya Allah Taala membenci setiap orang yang menguasai ilmu dunia namun bodoh tentang ilmu akhirat. (Dishahihkan Syeikh Albani dalam Shahih Jami Shagir)

Saudaraku, apalah artinya pendidikan tinggi atau prestasi akademis yang kita raih serta gelar yang melekat di belakang nama kita jika kita hanya menjadi makhluk yang dibenci oleh Allah Taala.

Coba kita renungkan: berapa tahun waktu yang kita habiskan untuk mempelajari ilmu dunia? Lalu kita bandingkan berapa hari dalam satu tahun kita langkahkan kaki kita ke sebuah majelis ilmu?!

Marilah kita luangkan waktu untuk mengkaji firman Allah Taala dan hadits-hadits Nabi -shallallahu alaihi wa sallam-, kita berusaha menguasai ilmu agama sebagaimana selama ini selama belasan tahun kita pelajari ilmu dunia.

Ingatlah, pintar dalam ilmu dunia dan kosong dari ilmu akhirat adalah sifat dasar orang-orang kafir yang telah dicela oleh Allah dalam QS. Ar Rum ayat 7: Mereka hanya mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang kehidupan akhirat adalah lalai.

📌 Oleh Ustadz Muhammad Nuzul, Lc حفظه الله تعالى

Reposted by

    IHQ🌴
📚Menyampaikan Dengan Hati📚
»»  Read More...

🌷BELAJAR MENJADI PENDENGAR YANG BAIK🌷


(Dari salah satu grup WhatsApp)

Banyak orang yang lebih suka jika dialah sang
pembicara, sementara yang lain mendengarkan
perkataannya
Banyak diantara kita tatkala mendengarkan
saudaranya berbicara maka segera dia potong
padahal saudaranya belum selesai berbicara
Bahkan ia membantah pembicaraan saudaranya
sebelum saudaranya selesai menyampaikan
argumentasinya
Diantara adab yang tinggi yang diajarkan oleh salaf
adalah mendengarkan pembicaraan saudara dengan
baik
ﻋﻦ ﻋﻄﺎﺀ : ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻟَﻴُﺤَﺪِّﺛُﻨِﻲ ﺑِﺎﻟْﺤَﺪِﻳْﺚِ، ﻓَﺄُﻧْﺼِﺖُ ﻟَﻪُ ﻛَﺄَﻧِّﻲ ﻟَﻢْ
ﺃَﺳْﻤَﻌْﻪُ، ﻭَﻗَﺪْ ﺳَﻤِﻌْﺘُﻪُ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﻳُﻮْﻟَﺪَ
'Atoo rahimahullah berkata, "Sesungguhnya
seseorang menyampaikan kepadaku tentang suatu
pembicaraan, maka akupun seksama
mendengarkannya seakan-akan aku tidak pernah
mendengarnya, padahal aku telah mengetahuinya
sebelum ia dilahirkan" (Siyar A'laam An-Nubalaa
5/86)
Tidak semua orang bisa sabar mendengar
pembicaraan orang lain, terutama pembicaraan yang
muter-muter (mbuleti), terlebih lagi pembicaraan
yang sudah ia ketahui dan telah ia dengarkan
sebelumnya
Belajar mendengarkan pembicaraan saudara dengan
baik merupakan akhlak yang sangat mulia, karena
️Sikap ini menunjukkan tawadhu' seseorang
️Menunjukkan penghargaannya terhadap
saudaranya
️Menjaga perasaan saudaranya
️Menyenangkan hati saudaranya yang tentunya
senang jika pembicaraannya didengarkan dengan
seksama.

📌 Ustadz firanda andirja
»»  Read More...