Senin, 18 Mei 2015

💥Nasehat untuk para Penuntut Ilmu 🌿

🍃Inilah nasehat Imam Syafi'i رحمه الله kepada para penuntut ilmu.

🌴Inilah nasehat yang dulu dipegangi dengan kuat dan mengantarkan banyak orang meraih manfaat menuntut ilmu:

أﻻ.. !! لَنْ تَنَالَ العِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَاٍ  بِبَيَانٍ: ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَدِرْهَمٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَطُوْلُ زَمَان

"Ketahuilah...!! Kalian tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara yang akan saya beritahukan rinciannya:
🌱(1) kecerdasan,
🌱(2) semangat,
🌱(3) bersungguh-sungguh,
🌱 (4) dirham (kesediaan keluarkan uang),
🌱 (5) bersahabat dengan ustadz,
🌱 (6) memerlukan waktu yang lama." ……….. (dinukil dari Ta'lim al-Muta'allim)

 💥Sabar menuntut Ilmu☀

🌴Bersabarlah dengan pahitnya perangai seorang guru….
🌴 Karena kegagalan ilmu dikarenakan menjauhinya…
🌴Barangsiapa yang tidak pernah merasakan pahitnya menuntut ilmu sesaat saja…
🌴Niscaya dia akan meneguk hinanya kebodohan sepanjang hidupnya…
🌴Barangsiapa yang tidak menuntut ilmu semasa mudanya…
🌴maka bertakbirlah empat kali atas kematian dirinya…
🌴Demi Allah, Jati diri seorang pemuda adalah pada ilmu dan ketakwaan…
🌴Jika keduanya tidak ada lagi, maka tidak ada pula harganya….

🍃 (Diwan Al Imam Asy Syafi'i)
✒Salam PPI Istanbul
♻Kesempatan rezky yang terindah dan tak berulang untuk kedua kali 🌻
🌹جمعة مبارك
»»  Read More...

Fakta Dibalik Mengapa Kita Harus Menghabiskan Uang Untuk Membeli Pengalaman, Bukan Barang

BY AHIMSA AFRIZAL · 7 APRIL 2015

Kita tidak punya uang yang tidak terbatas, gunakan untuk hal yang memberikan makna

Semua orang mencari kebahagiaan. Kebahagiaan sering dijadikan indikator terbaik untuk mengukur kesejahteraan. Kita juga tahu bahwa uang bisa memberikan kebahagiaan, walaupun ketika kebutuhan dasar kita sudah terpenuhi, uang tidak bisa membuat kita lebih bahagia lagi. Namun, pertanyaan yang paling sering ditanyakan adalah, bagaimana sih  cara mengatur uang, apalagi kebanyakan dari kita tidak mempunyai uang yang tak terbatas.

Ada asumsi logis yang mengatakan, bahwa dengan membeli barang-barang akan membuat kita lebih bahagia, karena barang bisa bertahan lama, tidak seperti nonton konser ataupun traveling yang hanya sekali dirasakan lalu hanya tinggal kenangan. Tapi tahukah kamu? Riset terbaru mengatakan sebaliknya lho!

Menurut Dr. Thomas Gilovich, profesor psikologi di Cornell University, musuh bebuyutan adalah adaptasi. Pernah nggak kamu merasa bahagia banget ketika beli Smartphone baru, lalu dua bulan kemudian mulai merasa biasa? Ya, diri kita mulai beradaptasi dengan barang baru, dan kita mulai merasa biasa.

Jadi, daripada dihabiskan untuk beli barang, Dr. Gilovich menyarankan agar kita mengalokasikan uang untuk membeli pengalaman, seperti pergi ke galeri seni, nonton pertunjukan teater, belajar hal baru, kegiatan outdoor, atau traveling!

Penelitian Dr. Gilovich menyatakan, bahwa uang memang bisa membeli kebahagiaan, namun hanya pada level tertentu. Ketika adaptasi mulai berjalan, maka kebahagiaan itu akan berkurang. Penelitian tersebut juga mengukur tingkat kebahagiaan pengalaman baru, yang justru tetap dan cenderung meningkat.

Barang-barang materi memang milik kita, namun dia bukan bagian dari kita. Kenangan dan pengalaman justru menjelma menjadi bagian dari diri kita pribadi. Contoh : Sehabis kita traveling, kita akan senang hati menceritakan kepada orang lain, dan dengan bangga memamerkannya, bahkan ketika pengalaman itu sudah 10 tahun yang lalu. Pengalaman menjelma menjadi diri kita sendiri. Kita saat ini adalah gabungan dari pengalaman-pengalaman kita di masa lampau.

Bahkan apabila kita punya pengalaman buruk di masa lampau. Ketika menceritakan hal itu sekarang, bayangan pengalaman buruk itu akan berkurang. Kebodohan masa lalu bisa menjadi cerita unik dan lucu saat ini.


boston.com
Pengalaman yang kita bagi bersama orang lain juga lebih mempererat hubungan kita dengan orang lain, dibandingkan membeli barang yang digunakan bersama-sama. Kita lebih merasa dekat dengan teman yang kita ajak jalan-jalan ke Bromo, misal, daripada teman yang urunan untuk beli TV dan ditonton bersama.

“Kita secara langsung merasakan pengalaman dengan orang lain, dan setelah pengalaman itu pergi, masih ada bagian pengalaman yang bisa kita ceritakan”, kata Dr. Gilovich.

Bahkan ketika kita tidak merasakan pengalaman itu bersamaan, kita akan merasakan ikatan  yag lebih kuat dengan orang-orang yang pernah merasakan pengalaman yang sama. Misalkan ketika kita bertemu dengan orang yang sama-sama pernah snorkeling di Gili Labak, akan lebih terasa dekat dibandingkan apabila kita sama-sama punya Ipad keluaran terbaru.

Suka membanding-bandingkan barang dengan orang lain? Selain merupakan hal yang tidak baik, membandingkan barang hanya akan membuat kita kurang bahagia. Pengalaman yang sama, menurut penelitian lebih sedikit dibandingkan daripada barang. Karena pengalaman lebih sulit dibandngkan daripada barang.

Memang jika ada yang pamer ketika traveling, dan tinggal di hotel yang lebih bagus, akan mengganggu kita juga. Tapi kecemburuan itu tidak lebih besar dibandingkan dengan apabila kita membicarakan barang
»»  Read More...

Pilih aku, atau Ibumu?

Kisah yang menggugah jiwa menghunjam lubuk hati setiap insan yang merindukan jannatun na'im....
Pilih aku, atau Ibumu 👉👉👉
Pagi-pagi sekali, Sarah mengetuk pintu rumah
ibunya. Ia menggendong anaknya dan membawa satu tas besar di tangan kanannya. Dari matanya yang
sembab dan merah, ibunya sudah tahu kalau Sarah
pasti habis bertengkar lagi dengan Rafi suaminya.
Meski heran, karena biasanya Sarah hanya sebatas menelpon sambil menangis jika bertengkar dengan Rafi. Ayah Sarah yang juga
keheranan, segera menghampiri Sarah dan
menanyakan masalahnya. Sarah mulai menceritakan awal pertengkarannya
dengan Rafi tadi malam.
Sarah kecewa karena Rafi telah membohongi Sarah selama ini.
Sarah menemukan buku rekening Rafi terjatuh di
dalam mobil. Sarah baru tahu, kalau Rafi selalu menarik sejumlah uang setiap bulan, di tanggal yang
sama. Sementara Sarah tahu, uang yang Sarah terima pun sejumlah uang yang sama.
Berarti sudah 1 tahun lebih, Rafi membagi uangnya, setengah untuk Sarah, setengah untuk yang lain. Jangan-jangan ada wanita lain??
Ayah Sarah hanya menghela nafas, wajah bijaksananya tidak menampakkan rasa kaget atau pun marah.
"Sarah..., yang pertama, langkahmu datang ke rumah ayah sudah dilaknat Allah dan para malaikat karena meninggalkan rumah tanpa seizin suamimu" kalimat ayah sontak membuat Sarah
kebingungan.
Sarah mengira ia akan mendapat dukungan dari
ayahnya.
"Yang kedua, mengenai uang suamimu, kamu
tidak berhak mengetahuinya. Hakmu hanyalah uang yang diberikan suamimu ke tanganmu. Itu pun untuk kebutuhan rumah tangga. Jika kamu membelanjakan uang itu tanpa izin suamimu,
meskipun itu untuk sedekah, itu tak boleh". Lanjut
ayahnya.
"Sarah.., Rafi menelpon ayah dan mengatakan bahwa sebenarnya uang itu memang diberikan setiap bulan untuk seorang wanita. Rafi tidak
menceritakannya padamu, karena kamu tidak suka wanita itu sejak lama. Kamu sudah mengenalnya, dan kamu merasa setelah menikah dengan Rafi, maka hanya kamulah wanita yang
memilikinya".
"Rafi meminta maaf kepada ayah karena ia hanya
berusaha menghindari pertengkaran denganmu.
Ayah mengerti karena ayah pun sudah mengenal
watakmu" mata ayah mulai berkaca-kaca.
"Sarah..., kamu harus tahu, setelah kamu
menikah maka yang wajib kamu taati adalah
suamimu. Jika suamimu ridho padamu, maka
Allahpun Ridho. Sedangkan suamimu, ia wajib taat
kepada ibunya. Begitulah Allah mengatur laki-laki untuk taat kepada ibunya. Jangan sampai kamu menjadi
penghalang bakti suamimu kepada ibundanya".
"Suamimu, dan harta suamimu milik ayahnya".
Ayah mengatakan itu dengan tangis. Air matanya semakin banyak membasahi pipinya. Seorang ibu melahirkan anaknya dengan susah payah dan kesakitan. Kemudian ia membesarkannya hingga
dewasa. Sampai anak laki-lakinya menikah, ia
melepasnya begitu saja. Anak laki-laki itu akan
sibuk dengan kehidupan barunya. Bekerja untuk keluarga barunya. Mengerahkan seluruh hidupnya untuk istri dan anak-anaknya. Anak laki-laki itu hanya menyisakan sedikit waktu untuk sesekali berjumpa dengan ibunya. 1 bulan sekali, atau bahkan hanya1 tahun sekali.
"Kamu yang sejak awal menikah tidak suka
dengan ibu mertuamu. Kenapa? Karena rumahnya
kecil dan sempit? Sehingga kamu merajuk kepada
suamimu bahwa kamu tidak bisa tidur disana. Anak-anakmu pun tidak akan betah disana. Sarah.., mendengar ini ayah sakit sekali".
"Lalu, jika kamu saja merasa tidak nyaman tidur di sana. Bagaimana dengan ibu mertuamu yang di
biarkan saja untuk tinggal disana?"
"Uang itu diberikan untuk ibunya. Rafi ingin ayahnya berhenti berkeliling menjual gorengan. Dari uang itu ibunda Rafi hanya memakainya secukupnya saja, selebihnya secara rutin
dibagikan ke anak-anak yatim dan orang-orang tidak mampu di kampungnya. Bahkan masih cukup untuk menggaji seorang guru ngaji di kampung itu" lanjut ayah.
Sarah membatin dalam hatinya, uang yang di
berikan Rafi sering dikeluhkannya kurang. Karena Sarah butuh banyak pakaian untuk mengantar
jemput anak sekolah. Sarah juga sangat menjaga
penampilannya untuk merawat wajah dan
tubuhnya di spa. Berjalan-jalan setiap minggu.
Juga berkumpul sesekali dengan teman-temannya di restoran.
Sarah menyesali sikapnya yang tak ingin dekat-dekat dengan mertuanya yang hanya seorang tukang gorengan. Tukang gorengan yang berhasil menjadikan Rafi seorang sarjana, mendapatkan pekerjaan yang diidamkan banyak orang. Berhasil mandiri, hingga Sarah bisa menempati rumah
yang nyaman dan mobil yang bisa ia gunakan setiap hari.
"Ayaaah, maafkan Sarah", tangis sarah meledak.
Ibunda Sarah yang sejak tadi duduk di samping Sarah segera memeluk Sarah.
"Sarah, kembalilah ke rumah suamimu. Ia orang baik. Bantulah suamimu berbakti kepada orang tuanya. Bantu suamimu menggapai surganya, dan dengan sendirinya, ketaatanmu kepada suamimu bisa menghantarkanmu ke surga".
Ibunda sarah membisikkan kalimat itu ke telinga
Sarah.
Sarah hanya menjawabnya dengan anggukan, ia
menahan tangisnya. Batinnya sakit, menyesali sikapnya.
Namun Sarah berjanji dalam hatinya, untuk menjadi istri yang taat pada suaminya...
Subhanallah....
* Silakan Kirimkan Kisah ini ke semua sahabat Anda, siapa tahu ada orang yang mau mencoba dan mengambil manfaat dari kisah ini, sehingga anda pun akan mendapatkan pahala. Insya Allah..
»»  Read More...

BAHAYA Tidur Telentang


Ternyata tidur telentang sangat tidak dianjurkanm sama sekali oleh para peneliti dari Jepang & Jerman.  Berikut kutipannya :
"Kalau tidur jangan sekali kali dengan posisi telentang!!. .. Karena tidur telentang itu bisa mengganggu kesehatan anda. Beberapa survei telah dilakukan dan menghasilkan bukti yang akurat."
Orang-orang yang tidur dengan posisi telentang, dipastikan akan mengalami gejala-gejala sebagai berikut:

1. Susah bernafas
2. Tersedak
3. Kerongkongan tersumbat
4. Yang paling fatal dapat menyebabkan kematian
Oleh karena itu, kami menyarankan agar anda menghindari tidur dengan posisi telentang.

Sebab, jangankan Tidur telenTang...tidur telenBaut, telenPaku, telenObeng saja anda pasti susahnya setengah mati setengah hidup.
Jadi, demi kebaikan bersama, maka kami menyarankan kalau tidur jangan telen apa-apa, apa lagi telenTang.....sory BC
»»  Read More...

UNTUKMU YANG INGIN KAYA


(Saripati QS. Ad-Duha)

Seorang pejalan sunyi bertanya:

Apa gerangan rahasia dibalik duha?

Duhai sahabat..
solat duha adalah salah satu pembuka pintu rezeki dan kekayaan.

Lalu apa hakekat REZEKI?

Apa hakekat KAYA?

Akan kuutarakan padamu kunci-kunci kekeayaan dan kebahagiaan.

Bahwa Tuhan telah berjanji akan membuatmu gembira dan puas (QS. Adduha: 5).

Tapi itu tidak gratis. Sebab ada yang harus kautempuh agar dalam kehidupan kau BERGIMBIRA RAYA.

Apa sajakah itu?

Pertama, engkau harus menemukan dirimu yang 'YATIM' sehingga hanya pada-NYA kau meminta perlindungan. (QS. 93: 6)

Kedua, kau harus menemukan dirimu yang 'BODOH' sehingga hanya pada-NYA kau meminta petunjuk. (QS. 93: 7)

Ketiga, kau harus menemukan dirimu yang serba 'KEKURANGAN' sehingga hanya pada-NYA kau meminta kecukupan. (QS. 93: 8)

Sungguh, inti dari ketiga hal di atas adalah bahwa engkau baru akan mendapati hidup yang penuh GEMBIRA RAYA dan dapat disebut KAYA saat engkau berhasil menemukan dirimu yang TIDAK MEMILIKI APA-APA: YATIM, BODOH DAN KEKURANGAN.

Sehingga, jika 3 hal di atas telah engkau miliki engkau tidak akan pernah TAKUT MEMBERI. Sebab apa yang kauberi BUKAN MILIKMU, dan siapa yang kauberi adalah DIA PEMILIK apa yang kauberi.

Maka bukti dari itu adalah: tidak berlaku sewenang2 tehadap anak yatim dan tidak menghardik peminta-minta. (QS. 93: 9-10)

Jadi apa hakikat kekayaan?

KEKAYAAN adalah SEBANYAK YANG  KAUBERI, BUKAN YANG KAUTERIMA.

Jika sifat GEMAR MEMBERI telah kaumiliki maka ini pertanda bahwa kau selalu ingat pada SANG PEMBERI SEJATI dan terhindar dari sikap TIDAK TAHU DIRI (QS. 93: 11).

Sungguh, inilah sifat MUSLIM KAYA SEJATI.

Mengapa orang takut memberi?

Karena ia merasa yang ada dalam genggamannya adalah miliknya, dia lupa bahwa dari ujung rambutnya hingga ujung kakinya adalah SEBUAH PEMBERIAN.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Boleh di-SHARE jika bermanfaat.

Multazam Zakaria
Indonesia Madani | Menuju Kesadaran Ber-Indonesia
»»  Read More...