Kisah yang menggugah jiwa menghunjam lubuk
hati setiap insan yang merindukan jannatun na'im....
Pilih aku, atau Ibumu 👉👉👉
Pagi-pagi sekali, Sarah mengetuk pintu
rumah
ibunya. Ia menggendong anaknya dan membawa
satu tas besar di tangan kanannya. Dari matanya yang
sembab dan merah, ibunya sudah tahu kalau
Sarah
pasti habis bertengkar lagi dengan Rafi
suaminya.
Meski heran, karena biasanya Sarah hanya
sebatas menelpon sambil menangis jika bertengkar dengan Rafi. Ayah Sarah yang
juga
keheranan, segera menghampiri Sarah dan
menanyakan masalahnya. Sarah mulai
menceritakan awal pertengkarannya
dengan Rafi tadi malam.
Sarah kecewa karena Rafi telah membohongi
Sarah selama ini.
Sarah menemukan buku rekening Rafi terjatuh
di
dalam mobil. Sarah baru tahu, kalau Rafi
selalu menarik sejumlah uang setiap bulan, di tanggal yang
sama. Sementara Sarah tahu, uang yang Sarah
terima pun sejumlah uang yang sama.
Berarti sudah 1 tahun lebih, Rafi membagi
uangnya, setengah untuk Sarah, setengah untuk yang lain. Jangan-jangan ada
wanita lain??
Ayah Sarah hanya menghela nafas, wajah
bijaksananya tidak menampakkan rasa kaget atau pun marah.
"Sarah..., yang pertama, langkahmu
datang ke rumah ayah sudah dilaknat Allah dan para malaikat karena meninggalkan
rumah tanpa seizin suamimu" kalimat ayah sontak membuat Sarah
kebingungan.
Sarah mengira ia akan mendapat dukungan
dari
ayahnya.
"Yang kedua, mengenai uang suamimu,
kamu
tidak berhak mengetahuinya. Hakmu hanyalah
uang yang diberikan suamimu ke tanganmu. Itu pun untuk kebutuhan rumah tangga.
Jika kamu membelanjakan uang itu tanpa izin suamimu,
meskipun itu untuk sedekah, itu tak
boleh". Lanjut
ayahnya.
"Sarah.., Rafi menelpon ayah dan
mengatakan bahwa sebenarnya uang itu memang diberikan setiap bulan untuk
seorang wanita. Rafi tidak
menceritakannya padamu, karena kamu tidak
suka wanita itu sejak lama. Kamu sudah mengenalnya, dan kamu merasa setelah
menikah dengan Rafi, maka hanya kamulah wanita yang
memilikinya".
"Rafi meminta maaf kepada ayah karena
ia hanya
berusaha menghindari pertengkaran denganmu.
Ayah mengerti karena ayah pun sudah
mengenal
watakmu" mata ayah mulai berkaca-kaca.
"Sarah..., kamu harus tahu, setelah
kamu
menikah maka yang wajib kamu taati adalah
suamimu. Jika suamimu ridho padamu, maka
Allahpun Ridho. Sedangkan suamimu, ia wajib
taat
kepada ibunya. Begitulah Allah mengatur
laki-laki untuk taat kepada ibunya. Jangan sampai kamu menjadi
penghalang bakti suamimu kepada ibundanya".
"Suamimu, dan harta suamimu milik
ayahnya".
Ayah mengatakan itu dengan tangis. Air
matanya semakin banyak membasahi pipinya. Seorang ibu melahirkan anaknya dengan
susah payah dan kesakitan. Kemudian ia membesarkannya hingga
dewasa. Sampai anak laki-lakinya menikah,
ia
melepasnya begitu saja. Anak laki-laki itu
akan
sibuk dengan kehidupan barunya. Bekerja
untuk keluarga barunya. Mengerahkan seluruh hidupnya untuk istri dan
anak-anaknya. Anak laki-laki itu hanya menyisakan sedikit waktu untuk sesekali
berjumpa dengan ibunya. 1 bulan sekali, atau bahkan hanya1 tahun sekali.
"Kamu yang sejak awal menikah tidak
suka
dengan ibu mertuamu. Kenapa? Karena
rumahnya
kecil dan sempit? Sehingga kamu merajuk
kepada
suamimu bahwa kamu tidak bisa tidur disana.
Anak-anakmu pun tidak akan betah disana. Sarah.., mendengar ini ayah sakit
sekali".
"Lalu, jika kamu saja merasa tidak
nyaman tidur di sana. Bagaimana dengan ibu mertuamu yang di
biarkan saja untuk tinggal disana?"
"Uang itu diberikan untuk ibunya. Rafi
ingin ayahnya berhenti berkeliling menjual gorengan. Dari uang itu ibunda Rafi
hanya memakainya secukupnya saja, selebihnya secara rutin
dibagikan ke anak-anak yatim dan
orang-orang tidak mampu di kampungnya. Bahkan masih cukup untuk menggaji
seorang guru ngaji di kampung itu" lanjut ayah.
Sarah membatin dalam hatinya, uang yang di
berikan Rafi sering dikeluhkannya kurang.
Karena Sarah butuh banyak pakaian untuk mengantar
jemput anak sekolah. Sarah juga sangat
menjaga
penampilannya untuk merawat wajah dan
tubuhnya di spa. Berjalan-jalan setiap
minggu.
Juga berkumpul sesekali dengan
teman-temannya di restoran.
Sarah menyesali sikapnya yang tak ingin
dekat-dekat dengan mertuanya yang hanya seorang tukang gorengan. Tukang
gorengan yang berhasil menjadikan Rafi seorang sarjana, mendapatkan pekerjaan
yang diidamkan banyak orang. Berhasil mandiri, hingga Sarah bisa menempati
rumah
yang nyaman dan mobil yang bisa ia gunakan
setiap hari.
"Ayaaah, maafkan Sarah", tangis
sarah meledak.
Ibunda Sarah yang sejak tadi duduk di
samping Sarah segera memeluk Sarah.
"Sarah, kembalilah ke rumah suamimu.
Ia orang baik. Bantulah suamimu berbakti kepada orang tuanya. Bantu suamimu
menggapai surganya, dan dengan sendirinya, ketaatanmu kepada suamimu bisa
menghantarkanmu ke surga".
Ibunda sarah membisikkan kalimat itu ke
telinga
Sarah.
Sarah hanya menjawabnya dengan anggukan, ia
menahan tangisnya. Batinnya sakit,
menyesali sikapnya.
Namun Sarah berjanji dalam hatinya, untuk
menjadi istri yang taat pada suaminya...
Subhanallah....
* Silakan Kirimkan Kisah ini ke semua
sahabat Anda, siapa tahu ada orang yang mau mencoba dan mengambil manfaat dari
kisah ini, sehingga anda pun akan mendapatkan pahala. Insya Allah..