Manusia dijadikan bersifat
lemah , butuh perlindungan dan pertolongan. Kemampuan manusia dibatasi oleh
penglihatan, pendengaran, akal dan fisiknya. Banyak peristiwa terjadi diluar jangkauan
kemampuan manusia untuk mengatasinya dan selayaknya meminta tolong kepada
Tuhannya, melalui ibadah dan doa.
Janganlah pernah putus asa jika Tuhanmu
adalah Allah. Cukup ketuklah pintunya dengan doamu yang tulus.
Hiaslah do'amu dengan berhusnudzon kepada
Allah Yang Maha Suci. Lalu yakinlah dengan pertolongan yang dekat dariNya.
Kisah yang menggetarkan hati ini
tampaknya sangat cocok untuk menggambarkan betapa dahsyatnya kekuatan
doa, seperti disadur dari situs www.muslm.org, diterjemahkan oleh Ustadz
Firanda Andirja seperti dilansir dari situs firanda. Selengkapnya:
Seorang istri menceritakan kisah suaminya
pada tahun 1415 H, ia berkata :
Suamiku adalah seorang pemuda yang gagah,
semangat, rajin, tampan, berakhlak mulia, taat beragama, dan berbakti kepada
kedua orang tuanya.
Ia menikahiku pada tahun 1390 H. Aku
tinggal bersamanya (di kota Riyadh) di rumah ayahnya sebagaimana tradisi
keluarga-keluarga Arab Saudi.
Aku takjub dan kagum dengan baktinya kepada
kedua orang tuanya. Aku bersyukur dan memuji Allah yang telah menganugerahkan
kepadaku suamiku ini. Kamipun dikaruniai seorang Putri setelah setahun
pernikahan kami.
Lalu suamiku pindah kerjaan di daerah timur
Arab Saudi. Sehingga ia berangkat kerja selama seminggu (di tempat kerjanya)
dan pulang tinggal bersama kami seminggu.
Hingga akhirnya setelah 3 tahun, dan
putriku telah berusia 4 tahun… Pada suatu hari yaitu tanggal 9 Ramadhan tahun
1395 H tatkala ia dalam perjalanan dari kota kerjanya menuju rumah kami di
Riyadh ia mengalami kecelakaan, mobilnya terbalik.
Akibatnya ia dimasukkan ke Rumah Sakit, ia
dalam keadaan koma. Setelah itu para dokter spesialis mengabarkan kepada kami
bahwasanya ia mengalami kelumpuhan otak. 95 persen organ otaknya telah rusak.
Kejadian ini sangatlah menyedihkan kami,
terlebih lagi kedua orang tuanya lanjut usia. Dan semakin menambah kesedihanku
adalah pertanyaan Putri kami (Asmaa') tentang ayahnya yang sangat ia rindukan kedatangannya.
Ayahnya telah berjanji membelikan mainan yang disenanginya…
Kami senantiasa bergantian menjenguknya di
Rumah Sakit, dan ia tetap dalam kondisinya, tidak ada perubahan sama sekali.
Setelah lima tahun berlalu, sebagian orang
menyarankan kepadaku agar aku cerai darinya melalui pengadilan, karena suamiku
telah mati otaknya, dan tidak bisa diharapkan lagi kesembuhannya.
Yang berfatwa demikian sebagian syaikh -aku
tidak ingat lagi nama mereka- yaitu bolehnya aku cerai dari suamiku jika memang
benar otaknya telah mati. Akan tetapi aku menolaknya, benar-benar aku menolak
anjuran tersebut.
Aku tidak akan cerai darinya selama ia
masih ada di atas muka bumi ini. Ia dikuburkan sebagaimana mayat-mayat yang
lain atau mereka membiarkannya tetap menjadi suamiku hingga Allah melakukan apa
yang Allah kehendaki.
Akupun memfokuskan konsentrasiku untuk
mentarbiyah Putri kecilku. Aku memasukannya ke sekolah tahfiz al-Quran hingga
akhirnya iapun menghafal al-Qur'an padahal umurnya kurang dari 10 tahun.
Dan aku telah mengabarkannya tentang
kondisi ayahnya yang sesungguhnya. Putriku terkadang menangis tatkala mengingat
ayahnya, dan terkadang hanya diam membisu.
Putriku adalah seorang yang taat beragama,
ia senantiasa sholat pada waktunya, ia sholat di penghujung malam padahal sejak
umurnya belum 7 tahun.
Aku memuji Allah yang telah memberi taufiq
kepadaku dalam mentarbiyah putriku, demikian juga neneknya yang sangat sayang
dan dekat dengannya, demikian juga kakeknya rahimahullah.
Putriku pergi bersamaku untuk menjenguk ayahnya,
ia meruqyah ayahnya, dan juga bersedekah untuk kesembuhan ayahnya.
Pada suatu hari di tahun 1410 H, putriku
(kini berusia 19 tahun) berkata kepadaku : Ummi biarkanlah aku malam ini tidur
bersama ayahku...Setelah keraguan menyelimutiku akhirnya akupun mengizinkannya.
Putriku bercerita : Aku duduk di
samping ayah, aku membaca surat Al-Baqoroh hingga selesai. Lalu rasa kantukpun
menguasaiku, akupun tertidur.
Aku mendapati seakan-akan ada ketenangan
dalam hatiku, akupun bangun dari tidurku lalu aku berwudhu dan sholat –sesuai
yang Allah tetapkan untukku-.
Lalu sekali lagi akupun dikuasai oleh rasa
kantuk, sedangkan aku masih di tempat sholatku. Seakan-akan ada seseorang yang
berkata kepadaku;
"Bangunlah…!!, bagaimana engkau tidur
sementara Ar-Rohmaan (Allah) terjaga??, bagaimana engkau tidur sementara ini
adalah waktu dikabulkannya doa, Allah tidak akan menolak doa seorang hamba di
waktu ini??"
Akupun bangun…seakan-akan aku mengingat
sesuatu yang terlupakan…lalu akupun mengangkat kedua tanganku (untuk berdoa),
dan aku memandangi ayahku –sementara kedua mataku berlinang air mata-.
Aku berkata dalam do'aku, "Yaa Robku,
Yaa Hayyu (Yang Maha Hidup)…Yaa 'Adziim (Yang Maha Agung).., Yaa Jabbaar (Yang
Maha Kuasa)…, Yaa Kabiir (Yang Maha Besar)…, Yaa Mut'aal (Yang Maha Tinggi)…,
Yaa Rohmaan (Yang Maha Pengasih)…, Yaa Rohiim (Yang Maha Penyayang)…, ini
adalah ayahku, seorang hamba dari hamba-hambaMu, ia telah ditimpa penderitaan
dan kami telah bersabar, kami Memuji Engkau…, kemi beriman dengan keputusan dan
ketetapanMu baginya…
Ya Allah…, sesungguhnya ia berada dibawah
kehendakMu dan kasih sayangMu.., Wahai Engkau yang telah menyembuhkan nabi
Ayyub dari penderitaannya, dan telah mengembalikan nabi Musa kepada ibunya…
Yang telah menyelamatkan Nabi Yuunus dari
perut ikan paus, Engkau Yang telah menjadikan api menjadi dingin dan
keselamatan bagi Nabi Ibrahim…sembuhkanlah ayahku dari penderitaannya…
Ya Allah…sesungguhnya mereka telah
menyangka bahwasanya ia tidak mungkin lagi sembuh…Ya Allah milikMu-lah
kekuasaan dan keagungan, sayangilah ayahku, angkatlah penderitaannya…"
Lalu rasa kantukpun menguasaiku, hingga
akupun tertidur sebelum subuh. Tiba-tiba ada suara lirih menyeru..,
"Siapa engkau?, apa yang kau lakukan di sini?".
Akupun bangun karena suara tersebut, lalu
aku menengok ke kanan dan ke kiri, namun aku tidak melihat seorangpun.
Lalu aku kembali lagi melihat ke kanan dan
ke kiri…, ternyata yang bersuara tersebut adalah ayahku…
Maka akupun tak kuasa menahan diriku, lalu
akupun bangun dan memeluknya karena gembira dan bahagia…, sementara ayahku
berusaha menjauhkan aku darinya dan beristighfar.
Ia berkata, "Ittaqillah…(Takutlah
engkau kepada Allah….), engkau tidak halal bagiku…!". Maka aku berkata
kepadanya, "Aku ini putrimu Asmaa'".
Maka ayahkupun terdiam. Lalu akupun keluar
untuk segera mengabarkan para dokter. Mereka pun segera datang, tatkala mereka
melihat apa yang terjadi merekapun keheranan.
Salah seorang dokter Amerika berkata
–dengan bahasa Arab yang tidak fasih- : "Subhaanallahu…".
Dokter yang lain dari Mesir berkata, "Maha suci Allah Yang telah
menghidupkan kembali tulang belulang yang telah kering…".
Sementara ayahku tidak mengetahui apa yang
telah terjadi, hingga akhirnya kami mengabarkan kepadanya. Iapun menangis…dan
berkata;
Sungguh Allah adalah Penjaga Yang terbaik,
dan Dialah yang Melindungi orang-orang sholeh…, demi Allah tidak ada yang
kuingat sebelum kecelakaan kecuali sebelum terjadinya kecelakaan aku berniat
melaksanakan sholat dhuha, aku tidak tahu apakah aku jadi mengerjakan sholat
duha atau tidak..??
Sang istri berkata : Maka suamiku Abu
Asmaa' akhirnya kembali lagi bagi kami sebagaimana biasnya yang aku
mengenalinya, sementara usianya hampir 46 tahun.
Lalu setelah itu kami pun dianugerahi
seorang putra, Alhamdulillah sekarang umurnya sudah mulai masuk tahun kedua.
Maha suci Allah Yang telah mengembalikan
suamiku setelah 15 tahun…, Yang telah menjaga putrinya…, Yang telah memberi
taufiq kepadaku dan menganugerahkan keikhlasan bagiku hingga bisa menjadi istri
yang baik bagi suamiku…meskipun ia dalam keadaan koma…
Maka janganlah sekali-kali kalian
meninggalkan do'a…, sesungguhnya tidak ada yang menolak qodoo' kecuali
do'a…barang siapa yang menjaga syari'at Allah maka Allah akan menjaganya.
Jangan lupa juga untuk berbakti kepada
kedua orang tua… dan hendaknya kita ingat bahwasanya di tangan Allah lah
pengaturan segala sesuatu…di tanganNya lah segala taqdir, tidak ada seorangpun
selainNya yang ikut mengatur…
Ini adalah kisahku sebagai 'ibroh
(pelajaran), semoga Allah menjadikan kisah ini bermanfaat bagi orang-orang yang
merasa bahwa seluruh jalan telah tertutup, dan penderitaan telah
menyelimutinya, sebab-sebab dan pintu-pintu keselamatan telah tertutup…
Maka ketuklah pintu langit dengan do'a, dan
yakinlah dengan pengabulan Allah….Demikianlah….Alhamdulillahi Robbil 'Aaalamiin