Minggu, 08 Juli 2012

Naskah drama "salah sms"

ini nih naskah drama yg kita dapet dari situs lain, tapi sama kita di-edit buat kebutuhan tugas drama..
Nama anggota : Dhini, Zara, Witsqa, Atsna, Viena, Risma, Tasya, Dilia, Wawan, Polma, Naya
EDITED BY : Dhini
SALAH SMS
Para tokoh
Nina Pelajar SMA
Togi Abang ipar Nina
Kakak Nina Istri Togi
Dandi Pacar Nina
Tono Pengagum Nina
Ruri Teman Nina yang sering iri
Tuti Teman Nina
Alisa Kelompok Ruri
Rina Kelompok Ruri
Kepala sekolah
Guru
Para pelaku tidak bicara
BAGIAN 1
KANTIN SEKOLAH. PAGI.
LAGU GARUDA PANCASILA DALAM IRAMA DANGDUT.
BUNYI LONCENG TANDA ISTIRAHAT. TERDENGAR SORAK-SORAI GEMBIRA. PARA MURID MENARI DAN MENYANYI
Wo wo wo…
Tiba saatnya istirahat sekolah
Ya ya ya…
Lupakan sejenak ilmu eksakta
Ya ya ya wiyuuu…
Andai tak ada gedung sekolah
Mungkin belajar di jalan raya
Berbaur dengan pedagang kaki lima
Menggelar alas koran di trotoar kota
Wo wo wo…
Tiba saatnya istirahat sekolah
Ya ya ya…
Lupakan sejenak ilmu eksak
Ya ya ya wiyuuu…
Bukannya benci belajar
Bukannya tak ingin pintar
Tapi hati ingin senang sejenak
Istirahatkan otak walau sesaat
Wo wo wo… Ye ye ye…
RURI : na, pinjam handphone baru mu dong..
NINA : ah kamu bisa saja, nih (memberikan hp)
TELEPON GENGGAM BERBUNYI KENCANG MENANDAKAN SMS MASUK.
RURI (latah) : Copot…copot…copot….copot. Eh, copot. Hhhh… suaranya kencang banget. Bikin kaget. Nggak ada yang lebih kenceng lagi? SMS nih. Baru pegang eh, sudah ngagetin. Bagaimana kalau lama? Atau sambil dielus-elus? Bisa mati jantungan aku.
NINA : Baca saja! Makanan datang nih. Ruri, kamu masih sering lewat taman? Hati-hati lho! Aku baca di koran tadi pagi, semalam ada pembunuhan yang dilakukan oleh gembong pengedar narkoba.
RURI : Iya. Aku juga dengar dari Bapak. Selanjutnya lebih baik pulang Lewat depan kelurahan walau sedikit jauh memutar. Tidak apa-apalah? Daripada ada apa-apa. (membaca sms. Kaget . Menyembunyikan rasa kaget)
NINA : Dari siapa? Apa pesannya?
RURI (gugup) : Belum baca kok he he he… Aduh! Tiba-tiba ingin ke WC. Tunggu sebentar ya! Sampai nanti. (meninggalkan hp)
NINA (menyantap makanan. Sms tidak dibaca) : Tingkahnya aneh bin ajaib? Ooo… mungkin kena sindrom HIV stadium empat HIV, Hasrat Ingin Vivissssss…
LONCENG ISTIRAHAT SELESAI. NINA BURU-BURU MEMBAYAR LALU MASUK KELAS. MEJA-KURSI KANTIN BERUBAH POSISI MENJADI MEJA-KURSI DI KELAS.
BAGIAN 2
DALAM KELAS. SIANG.
MURID-MURID MASUK SETELAH JAM ISTIRAHAT SELESAI.
RURI MENYANYI DENGAN TEMAN-TEMANNYA.
RURI (Menyanyi)
Hai teman-teman
Ada berita bagus
Bukan akal bulus
Kalian tentu senang
Sini sini aku bisikkan
Di antara kita semua
Ada yang ihh… nggak tega
SEMUA
Ada apa sih
Bikin penasaran
RURI
Di antara kita semua
Salah satu teman kita
Sudah menjadi pecandu obat terlarang
Bukan hanya itu saja
Tapi pengedar juga
SEMUA
Siapa? Siapa? Bohong lagi kan?
RURI
Eee… Sini…Sini (Berbisik)
SEMUA
Nggak mungkin. Nggak mungkin.
Nina itu anak baik-baik
Nggak mungkin berbuat tak baik.
Pacarnya alim
Belajarnya rajin
Jadi nggak mungkin, nggak mungkin benar
RURI
Memang orang alim nggak tahu yang enak? Tidak suka yang enak-enak? Salah. Justru mereka lebih gila. Sadar! Sadar! Air tenang menghanyutkan toh? Siapa tahu pacarnya Nina menghanyutkan? Siapa tahu? Eh, siapa tahu waktu dia melamun ternyata menghitung berapa banyak stok obat-obatan itu? Hiiii seram kan?
ALISA : Tidak usah munafik Ruri!
RURI : Kalau pacarnya pemakai juga? Pasti tertular ke nina dong.
SEMUA : Huuu…
RURI : Tapi benar lho. Dengan mata kepala sendiri kubaca SMS itu. Malah Lebih dulu baca daripada Nina. Tadi barusan. Aku pura-pura ke WC, terus kesini memberitahu kalian. Dibilangin tidak mau percaya.
SEMUA : Apa? Apa? Apa?
RURI(Mengawasi Sekitar. Mulai Banyak Yang Masuk Kelas.) : Sayang titik titik titik. (Menjelaskan) Titiknya ada tiga. Melanjutkan Isi Sms) Tadi malam, koma, aku nge fly banget bareng kamu, titik. Aku udah beli lagi kokainnya untuk pesta nanti malam. (mengagetkan) kokain!!
RINA (Latah) :kokain... kokain eh kokain
SEMUA (Tertawa)
ALISA (Ikut Latah) : Udah dong dong dong..
SEMUA (Tertawa)
RINA : Udah ngerasain nge fly dong?
ALISA : terbang?
RURI : terbang. Pusing. Tapi enak kali ya?
SEMUA : Enak euuuuyyy… sst sst sst!
NINA (Masuk Tanpa Merasa Ada Apa-Apa. Teman-Temannya Menatap Aneh. Guru Masuk.)
BAGIAN 3
RUANG TAMU KELUARGA TOGI. SORE.
TOGI DAN ISTERI SEDANG BERSANTAI.
TOGI : Penonton tahu tidak? Ini apa? Tidak tahu? Masa tidak tahu? Wah ketinggalan jaman. Ini namanya EICH PI. Telepon seluler. HAP…PE. HAP… PE ini baru ganti onderdil. Bukan ganti EL SI DI antena atau KI PET tapi SIM KART. SIM KART lama diganti dengan yang baru. SIM KART lama sudah kadaluwarsa soalnya kelamaan tidak diisi pulsa. Maklum! BBM naik, listrik naik, ongkos bus kota naik. Semua serba naik. Kere jadinya. Semua harus hemat.
Pulsa pun dihemat. Karena terlalu hemat, tenggang waktu aktif SIM KART habis. Jadi harus beli kartu baru. Yang menyebalkan, nomor telepon teman-teman di SIM KART lama ikut hilang. Terpaksa deh bercapek- capek ria mendata lagi nomor-nomor telepon.
Satu-satu masukin punya ibu
Dua-dua masukin punya ayah
Tiga-tiga masukin punya istri
Satu dua tiga baru yang lainnya.
Capek juga memasukan semua nomor. Untung pernah membuat backup di buku telepon. Kalau tidak, harus tanya lagi ke orangnya. Hilang dong nomor si gadis cantik.
Sebenarnya bukan itu yang menarik. Tapi ini nih (Bunyi Sms Masuk) Nah! Datang lagi. Betul dia lagi. (Membaca) Aku tidak kenal anda.
Jelas saja tidak kenal. Aku juga tidak kenal anda. Tadinya kupikir ini nomor selir mudaku tercinta si penambah energi. Ternyata bukan. Mungkin keliru memasukkan data nomor, jadinya salah ke nomor orang lain.
Jaman begini harus hemat. Kurangi pemakaian telepon! Manfaatkan fasilitas SMS semaksimal mungkin! Andai saja ada gerakan massal anti menelepon, tentu penghematan besar-besaran. Semua serba SMS. Dijamin negara tetangga tidak akan tertarik membeli perusahaan telepon negara kita.
Namun sungguh celaka. Bangsa kita suka gosip. Negeri doyan ngerumpi. Bisa berjam-jam cuap-cuap di telepon. Cuap-cuap apa saja. Dari harga cabe melambung tinggi hingga gosip artis kawin-cerai. Susah! Lihat saja berapa banyak acara psst psst… artis di televisi! Semua stasiun televisi punya.
Yang ini harus dipertahankan. Apalagi dia sekolah di tempat yang putri-putrinya terkenal cantik jelita. Kan sudah jadi rahasia umum kalau wanita sekarang suka dengan lelaki yang lebih tua. Apalagi sudah berkeluarga, banyak dicari. Sudah pengalaman, kata mereka. Ditambah pula bisa memberikan hadiah bedak atau baju baru, maka jadilah pasangan bersenang-senang dan terus ke… penonton terusin sendiri deh!
Ups, tapi ini kan sekolah adik iparku? Ngeri juga kalau sampai tercium SMS-an dengan anak sekolah. Bisa lumat aku. Tapi ada ini. Otak. Otak mencari siasat.
KAKAK NINA : Siasat apa?
TOGI : Tidak ada apa-apa. Aku lagi bersiasat agar hemat pulsa.
KAKAK NINA : Kirain siasat ngibulin istri. Pah, pinjam HP!
TOGI : Nah itu siasat pertama. Tidak meminjamkan HP kepada istri.
KAKAK NINA : Sebentar saja. Nggak bakalan dimakan. Pulsa Mama habis. Pinjam dong ! Sebentar saja.
TOGI : Siasat kedua, tidak boleh meminjamkan HP kalau sebentar.
KAKAK NINA : Ya sudah. Pinjamnya lama.
TOGI : Siasat ketiga, tidak boleh meminjamkan HP, apalagi lama.
KAKAK NINA : Pak Togi, aku kan isterimu? SMS sekali saja.
TOGI : Kakaknya Nina, tidak boleh. Siasat keempat, tidak meminjamkan HP Untuk SMS. Apalagi istri.
KAKAK NINA (Sebal) : Mau dipegang saja. (Togi Mau Menjawab). Itu siasat ketiga tidak meminjamkan HP untuk dipegang saja oleh istri. Awas ya! Nanti malam tidak boleh pegang-pegang! Titik (Keluar)
TOGI : Itu beda. Kalau urusan itu nggak pakai siasat-siasatan. Istriku! Istriku!. Gara-gara HP ini sih. Gencatan senjata deh. Istriku!(Mengejar)
BAGIAN 4
DALAM KELAS. PAGI.
MEJA DAN KURSI TERSUSUN RAPI. DI KELAS HANYA ADA NINA DAN TUTI.
NINA (Menyanyi)
Kepada angin dan matahari
Kemana jawab akan kutemui
Tak tahu aku apa yang terjadi
Seolah aku kembang bangkai mati
Baunya tajam menusuk nurani
Sahabat saja yang aku cari
Yang telah ada pergi menjauhi
Apalah arti hidup begini
Seperti mati
Sendiri dan sepi
Perjalanan kehidupan
Butuh teman untuk berbagi
Walau tak abadi tapi berganti
Sesaat saja dibutuhkan hati
Hati yang damai
Teman yang ramai
TUTI : Aku masih sahabatmu. Tak usah risau. Tapi jujur Nin! Kita kan sahabat.
Aku butuh kejujuranmu. Benar tidak isi SMS itu? Terus terang! Tidak usah malu atau sungkan. Aku sahabat yang bisa menjaga rahasia. Kamu tahu sendiri kan?
NINA : Kamu sahabat sejati Tuti. Isi SMS itu benar. Tapi tidak ada Hubungannya denganku.
TUTI : Tidak ada hubungan? Dia tahu nomormu. Dia nge-SMS berkali-kali. Dia tahu sekolahmu. Untung dia belum tahu rumahmu. Apa dia sudah tahu lagi?
NINA : Itu aku yang beritahu. Maksudku, agar dia percaya kalau dia salah SMS. Aku kasih tahu kalau aku bukan selirnya yang sesama pemakai dan pengedar. Aku ini anak sekolah. Eh malah SMS lagi selirku bisa saja. Untungnya, masalah tempat tinggal dia tidak kuberitahu.
TUTI : Tapi Nina, bahaya memberitahu identitas kepada orang tidak dikenal. Siapa tahu dia pembunuh berdarah dingin? Atau pemerkosa yang mencari mangsa? Buronan polisi? Orang-orang jaman sekarang penuh tipu daya. Bukan hanya orang lain atau tetangga yang ditipu, bahkan istri dan anak tega ditipu.
NINA : Aku cuma ingin jujur. Berharap supaya dia mau mengirim SMS, menyatakan salah kirim SMS. Itu saja. Bukti itu akan jadi alatku melawan gosip miring yang beredar. Aku tidak tahan lagi tatapan mata aneh teman-teman karena SMS pertama itu?
TUTI : Memang! Aku sahabatmu ikut terganggu. Kamu anak baik. Sepengetahuanku tidak pernah menyentuh barang seperti itu. Aku percaya kamu seratus persen.
NINA : Tapi dia tidak pernah meluluskan permintaanku. Malah ingin Kenalan lebih jauh. Mengejak bertemu.
TUTI : Terus mau?
NINA : Ya tidak. Takut lah. Aku takut kalau dia berbahaya seperti katamu tadi. Aduh bagaima ini? Kalau gosip ini sampai ke guru, bisa gawat. Pasti akan sampai ke Kepala Sekolah. Terus sampai juga ke keluarga. Gawat.
TUTI : Kenapa tidak ditelepon saja? Sudah berusaha menelepon? Mungkin dengan begitu dia mau berbaik hati? Dugaanku kamu kenal dia. Niatnya hanya menggoda kamu. Main-main.
NINA : Sudah. Tapi dia tidak mau mengangkat. Malah balas SMS hemat pulsa! Cintailah SMS seumur hidup! Lagian kan tidak surprise kalau sudah ngobrol dulu? Mendingan ketemu langsung saja.Jadi, tidak mungkin kita saling kenal. Bagaimana dong? Biasanya kamu banyak akal.
TUTI : Masalah begini nggak berani kasih masukan deh. Urusannya bisa panjang. Nanti ada apa-apa, aku ikut bertanggung jawab. Pertama-tama jadi saksi lalu terdakwa. Saksi kan bisa jadi terdakwa? Nggak ah.
NINA : Jadi dibiarin saja? Nanti teman-teman menganggap isi SMS itu memang benar. Kelakuanku seperti gosip miring yang beredar sekarang benar. Pembuktian dari sumber SMS bisa membantuku membersihkan nama.
GURU (Masuk) : Nina dipanggil Kepala Sekolah.
NINA : Baik Bu. Tuh kan? Pasti gosip sudah sampai.
TUTI : Sementara diamin saja Nin. (Dilirik Guru) Bukan. Bukan Ibu.
MEJA-KURSI KELAS BERUBAH POSISI MENJADI MEJA-KURSI DI KANTOR KEPALA SEKOLAH
BAGIAN 5
RUANG KEPALA SEKOLAH.
KEPALA SEKOLAH : Selamat pagi anak manis!
NINA : Selamat pagi juga Ibu cantik!
KEPALA SEKOLAH ; Haus? Silahkan minum!
NINA : Tidak Bu. Terima kasih.
KEPALA SEKOLAH : Kamu cantik hari ini.
NINA : Ah, Ibu bisa saja.
KEPALA SEKOLAH : Sudah beli kokain ya?
NINA : Kokain?
KEPALA SEKOLAH : Memalukan. Kamu menorehkan aib di sekolah ini. Tidak Ibu sangka. Anak cantik dan sepintar kamu bisa salah mengambil jalan. Serigala berbulu domba. Tanggalkan bulu domba itu!
NINA : Saya tidak pakai bulu Bu.
KEPALA SEKOLAH : Maksud saya, kamu harus menanggalkan, melepaskan aib dari Sekolah ini.
NINA (Kepada Diri Sendiri) : Menanggalkan aib, melepaskan aib. (Ke Kepala Sekolah) Bu ampun! Mohon jangan keluarkan saya dari sekolah! Bagaimana masa depanku Bu? Saya masih ingin belajar dan bermain dengan teman-teman. Apa masalahnya Bu? Saya tidak melakukan kesalahan apa-apa.
KEPALA SEKOLAH : Tidak bersalah bagaimana? Masih kecil sudah menjadi istri simpanan orang, memakai obat terlarang dan mengedarkannya bukan apa-apa? Masalah kokain anakku yang cantik kitik kitik kitik! Itu masalahnya. Saya akan siapkan surat pengeluaranmu dari sekolah ini. Segera pulang! Beresi buku-bukumu dari kelas.
NINA : Saya tidak ngapa-ngapain kokain Bu. Benar! Tidak mencuri kokain. (Sadar) Ooo, masalah SMS itu ya Bu? Tidak Bu. Tidak. Itu tidak benar. SMS itu salah kirim Bu. Salah kirim. Mohon, jangan Hanya mendengar dari satu sumber! Nomor pengirim SMS itu benar-benar tidak saya kenal.
(GURU DAN RURI MASUK)
GURU : Ada informasi tambahan (Berbisik Ke Kepala Sekolah)
KEPALA SEKOLAH : Baik. Terima kasih. (Guru Dan Ruri Keluar)
NINA : Bu, saya benar-benar tidak bersalah.
KEPALA SEKOLAH : Nina Nina. Sulit bagi Ibu mempercayaimu. Masalah SMS Kamu bantah. Sekarang ditambah lagi kamu berpacaran dengan pak Gatot. Berpacaran dengan gurumu sendiri. Itu sama sekali tidak etis. Dilarang. Tidak baik seorang murid berpacaran dengan gurunya. Tahu? Masih mau membantah? Menghindar? Alasan apa lagi akan keluar dari mulutmu?
NINA : Masalah apa lagi ini? Itu lebih tidak benar lagi Bu. Saya mengagumi pak Gatot. Dia ganteng, simpatik, pintar mengajar dan kebetulan rumahnya searah rumah saya. Jadi sering jalan bersama. Saya memang menyukai pak Gatot. Kalau dia mau jadi pacar, saya tidak keberatan.
KEPALA SEKOLAH (Ke Penonton) : Saya juga mau, tahu.
NINA : Saya tidak ada apa-apa Bu. Kenapa Bu?
KEPALA SEKOLAH : Saya mau tahu. Eh, maaf. Hmmm… baik-baiklah. Kamu bisa berceloteh apa saja. Silahkan cuap-cuap apa saja. Tapi Ibu butuh bukti. Buktikan berita kokain itu benar-benar kesalah-pahaman! Kesalah- kiriman SMS. Ibu butuh bukti. Ibu tidak ingin ini jadi hal buruk di sekolah kita. Hubunganmu dengan pak Gatot akan Ibu usut lebih lanjut.
NINA : Silahkan Bu! Saya sudah menghubungi si pemilik HP. Saya menelepon langsung. Juga sudah saya SMS. Tapi dia tidak menggubris. Malah mengajak kenalan segala.
KEPALA SEKOLAH : Ibu tidak mau tahu. Pokoknya kamu harus dapat bukti. Bagaimana caranya, Ibu tidak mau tahu dan tidak ikut campur. Kalau tidak ya bye bye. Sudah. Masuk kelas sana! Ibu tunggu paling lambat tiga hari.
NINA : Baik bu.
MEJA-KURSI RUANGAN KEPALA SEKOLAH BERUBAH POSISI MENJADI MEJA-KURSI DI KELAS.
NINA (Masuk Kelas)
RURI (Menyanyi)
Nah lo ini dia
Gadis manis sok manis
Tapi pecandu hiii
TEMAN-TEMAN
Nah lo ini dia
Putri manis bukan gadis
Hiii
RURI
Tak punya malu sedikitpun
Tak bermoral secuilpun
Apa guna hidupmu
SEMUA
Nah lo ini dia
Gadis manis sok manis
Tapi pecandu hiii
Nah lo ini dia
Putri manis bukan gadis
Hiii
SEMUA
Keluar! Keluar! Usir! Usir! Tidak tahu malu he!
NINA (Keluar Sambil Menangis)
SEMUA
Huuuuu….!
BAGIAN 6
SUATU TEMPAT. SORE.
DANDI : Sayang, apa benar berita yang ku dengar itu? Jangan membuat aku sedih, Aku ingin kejujuran.. kalau berita itu benar, ternyata selama ini aku di bohongi olehmu, di bohongi beningnya mata dan lembutnya kata dari mulutmu. Apa aku pernah membohongi mu nina??
NINA : Tidak cintaku, Semua itu tidak benar, semua hanya salah paham semata dan salah kirim. Hhhh…
DANDI : Aku tidak percaya, Tidak bisa percaya begitu saja. Pasti ada sesuatu yang salah. Bagaimana dia bisa tahu kamu? Bagaimana bisa tahu? Berita ini pun telah diketahui kedua orang tuaku. Mereka menasehati menjauhimu. Aku juga tidak ingin kena getah perbuatanmu.
NINA : Dengan apa kubuktikan? Bagaimana caranya agar kau percaya? Haruskah menggantung diri di jembatan? Berteriak-teriak di perempatan lampu merah? Memasang iklan di koran-koran? Begitukah? Atau bagaimana? Aku mencintaimu Dandi. Tidak ingin berpisah darimu. Aku patuh padamu seumur hidupku akan ku lakukan apapun demi mu. Bila aku kehilanganmu, tidak tahu harus berbuat apa. Ayolah!
DANDI (Tertawa) : Tidak. Aku tidak bodoh. Kau ingin menjebakku? Tidak. Aku tidak akan terjebak.
NINA: Sudah lama kita pacaran. Tidak sekalipun ada niat menghianati. Aku tidak pernah melakukan hal buruk. Walau harus melakukan dosa paling besar aku rela. Asal tidak kehilangan dirimu. Percayalah!
DANDI : Tidak. Tidak. Kita harus saling melupakan. Janji yang pernah kita buat anggap tidak pernah ada. Anggap masa lalu. Tidak ingin kena getah perbuatanmu. Titik.
NINA : Semudah itu rasa percayamu hilang? Lalu apa gunanya selama ini berkasih-kasihan? Berjanji mempertahankan cinta walau badai menghadang? Baru angin kecil saja, sudah menyerah.
DANDI : Masalah ini kamu bilang angin kecil? Ini topan badai Nina? Please!
NINA : Setidaknya bukan masalah kematian. Gampang sekali tidak percaya padaku. Mau membuktikan malah mengatakan akan menjebak. Lalu dengan cara apa kubuktikan. (Dandi Pergi) Dandi! Oh?
Kepada siapa lagi mengadu
Tidak ada yang percaya
Bahkan kekasih hati
Orang pertama mencium bibirku
Tidak percaya lagi
Ooo… dunia kemana harus pergi
Adakah ujung dunia tempat mengadu
(Menangis)
TONO (Hendak Memeluk)
NINA : Hei!
TONO : Jangan sok jual mahallah! Jual murah saja sudah pernah menjadi simpanan orang ini. (Hendak Memeluk)
NINA : Apa-apaan sih?
TONO : Kalau tidak mau, kulaporkan ke keluargamu. Biar dipecat jadi anak.
NINA : Berani macam-macam akan kuteriaki maling.
TONO (Tertawa) : Aku memang maling. Maling profesional. Jeli Memanfaatkan kesempatan. Dulu berusaha mencuri hatimu tapi tidak mau. Sekarang kesempatanku memilikimu.. Ayolah!
NINA : Tolong!
TONO : Beneran teriak lo. Kabur! (Keluar)
NINA(Menyanyi)
Kepada siapa lagi mengadu
Tidak ada yang percaya
Bahkan kekasih hati
Orang pertama mencium bibirku
Tidak percaya lagi
Ooo… dunia kemana harus pergi
Adakah ujung dunia tempat mengadu
TONO (Masuk Lagi) : Ayo!
NINA : Tolong! (Mengejar Tono)
BAGIAN 7
TAMAN. SORE.
TOGI : Ciluk ba! Ketemu lagi. Sudah beberapa hari ini dia itu tuh rajin SMS. Pagi-sore, siang-malam, terus menerus. Dengan perjuangan keras, akhirnya dia mau bertemu. Di taman lagi. Tempat romantis. Pucuk dicinta ulam pun tiba hua ha ha ha… SMS-nya itu lho bikin nggak tahan. Mas pasti ganteng, baik hati, ramah. Jadi nggak sabaran mau cepat-cepat ketemu. Dia nggak tahu kalau aku juga tidak sabaran mau ketemu. Wah pusing! Tapi laki-laki kan harus jaga gengsi. Sedikit cuek. Pura-pura jual mahal. Pura-pura sibuk. Taktik tarik ulur mendapatkan mangsa. Tanya dulu ah sudah dimana posisi. Posisi, posisi?
(Nina Dan Kakaknya Masuk. Mereka Dalam Perjalanan Menuju Taman).
NINA (Membaca) : Posisi dimana? (Ke Kakaknya) Kak, dia tanya posisi.
KAKAK NINA : Bilang sudah dekat!
TOGI : Oh, sudah dekat. Makin tidak sabaran. Rasanya ingin cepat-cepat merasakan kokain yang di campur dengan arak yang sudah ku beli ini. Sepertinya nikmat sekali
NINA : Tidak sebaiknya menghubungi Polisi kak?
KAKAK NINA : Tidak usah dulu. Taman dekat jalan besar. Lagipula banyak penonton. Kakak sembuyi tidak jauh darimu. Begitu ada apa-apa, Kakak akan teriak memanggil orang. Kita tangkap dia dengan tangan sendiri. Kakak gemes ingin menjitak kepalanya. Huh!
NINA : OK. Tapi agak takut Kak.
KAKAK NINA : Tenang! Kalau dia macam-macam akan ku ciat ciat ciat. Dia belum Tahu kalau aku sabuk hitam karate. Ciat.
NINA : Alaa… sama kucing saja takut.
KAKAK NINA : Kucing beda. Bulunya bahaya buat rahim wanita.
NINA : Laki-laki juga seperti kucing, suka daging mentah. Daging apa saja. Huh! Harus bisa kujelaskan segala masalah ini. Semoga secepatnya bisa bebas dari tatapan sinis teman-teman, sangsi kepala sekolah dan Dandi (Menangis).
KAKAK NINA : Sudah jangan menangis! Masalah ini segera selesai. Kita sudah di taman.. Kakak menunggu di sini. Ayo jalanlah!
TOGI : Nina? Dia mau kemana? Tumben lewat taman? Bukankah dia takut lewat sini? Nggak takut lagi? Sejak kapan? Sendirian pula? Katanya takut lewat sini. Cari tempat sembunyi. Kacau kalau ketahuan. Bisa kacau pertemuan. (bicara pada diri sendiri)
NINA : Tadi si Abang bukan ya? Oh, mungkin diminta kakak ikut mengawasi kalau terjadi apa-apa. Aman. Sudah dua orang menemani. Orang-orang juga siap membantu kalau kakak beraksi. Tinggal teriak, bantuan datang. Mana dia ya? Sudah jam segini belum muncul juga. (Sms Masuk. Membaca) Aku sudah di taman, kamu dimana?
TOGI : Wah gawat. ada istriku di sini. Kok semua serba kebetulan ya? Aku sedang menunggu sesorang eh, malah datang dua orang yang tidak diharapkan. Bagaimana caranya biar aman? (Sms Masuk) (Membaca) Aku juga sudah di sini. Kamu dimana?
Dia sudah di sini. Wah gawat. Harus pindah lokasi, kalau tidak barabe.
KAKAK NINA (Sms Masuk) : SMS dari Nina. (Membaca) Dia ngajak pindah Tempat ketemuan. Ke dekat tempat sampah di dekat pintu keluar. Jangan-jangan tuh cowok sudah tahu kalau aku jagain Nina Bagaimana ya?
(Mengetik) K-A-M-U spasi K-E S-A-N-A spasi S-A-J-A tanda seru A-K-U spasi I-K-U-T spasi D-I spasi B-E-L-A-K-A-N-G titik
Nina (Sms Masuk) : (membaca) aku sudah di posisi. buruan ya!
Togi : yes. pesan sudah delivered. aduh! nina kok malah ke sini? aduh!
harus pindah posisi lagi.
Nina : mana dia? (mengetik) a-k-u spasi s-u-d-a-h spasi d-i spasi p-o-s-i-s-i spasi. k-a-m-u spasi d-i spasi m-a-n-a tanda tanya.
Kakak Nina : si abang ngapain mengendap-endap di situ? tadi katanya mau
reunian sma. kok ada di taman ini? nina minta datang kali? aku
kasih tahu nina, abang iparnya sudah di sini, biar tenang. (mengetik) b-a- n- g spasi t-o-g-i spasi d-i spasi s-i-n-i titik t-e-n-a-n-g spasi s-a-j-a. titik. sent. kok unsent. yah ga terkirim lagi. cek pulsa. ah, pantas. sudah nol. bang! bang!
Togi : istriku tahu. aduh! dia memanggil lagi? tanda tanda gagal. kok
ada disini?
Kakak Nina : nemenin nina. lho abang kan mau reunian? kok di sini?
Togi : oh? reuninya ditunda. jadi abang ke taman. cuci mata saja.
Kakak Nina : lihat cewek?
Togi : Oh? tidak. untuk apa lihat wanita lain? istri sendiri lebih cantik dari semua yang ada? aku pergi beraksi dulu ya. bye.
Kakak Nina : eh mau kemana? tunggu dulu. kita di sini saja. pinjam hp dulu!
mau sms.
Togi : harus sendiri-sendiri biar seru. boros sih sms melulu. (ke diri sendiri) ups, bisa ketahuan isi sms dari si gadis cantik. ayo! buruan delete. aman. jangan banyak-banyak!
Kakak Nina : ada rahasia ya? pakai diutak-atik.
Togi : apa sih yang mesti dirahasiain. tadi tombolnya agak macet. abang coba dulu. ternyata tidak masalah lagi. silahkan putri.
Kakak Nina (MENGETIK) : b-a-n-g - t-o-g-i - d-i - s-i-n-i - d-e-k-a-t - t-e-m-p--t-m-u - m-e-n-u-n-g-g-u - p-e-r-t-a-m-a - t-a-d-i. ngomong-ngomong mau kemana lagi sih bang? sudah. nih!
Togi : jalan-jalan doang.
Nina (SMS MASUK) : bang togi? kok dia sms pakai nomor ini? kenapa ya? ooo… dia pasti sudah menangkap orang itu. abang meng sms lewat -sms lewat hp si pembuat susah itu. hebat. abang iparku benar-benar hebat (mengetik). k-a-k l-a-k-i - l-a-k-i - i-t-u - s-u-d -a-h - k-e-t-a-n-g-k-a-p - a-k-u - m-e-n-u-j-u - t-e-m-p-a-t - m-e-n-u-n-g-g-u - p-e-r-t-a-m-a - t-a-d-i.
Kakak Nina (SMS MASUK) : jangan kemana-mana dulu! kita ke sana sebentar nemuin nina. dia sudah ketemu yang mengganggunya.
Togi : tapi?
Kakak Nina : tidak ada tapi-tapian (menarik togi).
Togi (Kesal)
Nina : itu mereka. tapi mana laki-laki itu? mereka berdua saja. bang mana orangnya? sudah dibawa polisi atau kabur?
Kakak Nina : Orangnya? Siapa? Dari tadi aku dengan abangmu kok. Dia tidak menangkap orang.
Nina : Dia sms pakai nomor laki-laki itu.
Kakak Nina : Nomor laki-laki itu? Sini lihat! Yang mana?
Nina : Yang ini.
Kakak Nina : Kalimat ini kakak yang kirim pakai nomor…. Ooo, pengganggu nina itu ternyata kamu!! (kesal)
Nina : Abang?
Kakak Nina : Iya! Dia baru ganti nomor. Nomor bang togi di hp-mu sudah tidak berlaku lagi. Dasar suami kurang ajar! Ternyata selama ini kau mengaku dinas luar kota ternyata pesta obat-obatan terlarang! Kau ini seorang buronan polisi bang!!
Togi : Ampun! Ampun!
Nina : astagfiruloh, abang iparku ternyata se-bejat ini. Bagaimana sekarang kak?
Kakak nina : ini sudah sangat keterlaluan, aku nsudah tidak tahan, sekarang kita langsung bawa saja laki-laki kurang ajar ini ke kantor polisi agar dia dan gembong narkobanya segera terungkap!
LAMPU BERUBAH
Semua pemain (MENYANYI)
Hati-hati dalam kehidupan
Waspadai setiap kejadian
Tak selamanya kejujuran
Dibalas dengan kebaikan
Berhati-hatilah
Jangan pula percaya saja
Pada teknologi yang cepat berubah
Meski mudah tapi awas
Kadang ada negatifnya
Waspadalah
Teknologi punya dua sisi
Bisa baik, bisa juga jahat
Pergunakan sesuai fungsi
Jangan pakai untuk kejahatan
Hati-hati dalam kehidupan
Waspadai setiap kejadian
Bisa-bisa nikmatnya mimpi
Berubah jadi mimpi setan
Yoi yoi yoi yoi…
Yoi yoi yoi yoi...