Sabtu, 08 Juni 2013

Conversation between penghapus dan pensil [analogi]

[COPAS DARI FP DI FB]

PENSIL : “Maafkan aku Penghapus…”
PENGHAPUS : “Maafkan aku??? Untuk apa Pensil? Kamu tidak melakukan kesalahan apa pun kepadaku.”

PENSIL : “Aku minta maaf karena aku telah membuatmu terluka. Setiap kali aku melakukan kesalahan, kamu selalu berada
di sana untuk menghapusnya. Namun setiap kali kamu membuat kesalahanku lenyap, kamu kehilangan sebagian dari dirimu. Kamu akan menjadi semakin kecil dan kecil setiap saat ”
PENGHAPUS : “Hal itu memang benar…
Namun aku sama sekali tidak merasa keberatan. Kau lihat, aku memang tercipta untuk melakukan hal itu. Diriku tercipta untuk selalu membantu mengoreksimu setiap kamu melakukan kesalahan.
Walaupun suatu hari, aku tahu bahwa aku akan pergi dan kau akan
mengganti diriku dengan yang baru.
Aku sungguh bahagia dengan peranku. Jadi tolonglah, kau
tak perlu khawatir. Aku tidak suka melihat dirimu bersedih.”

Penghapus → Orang Tua kita
Si Pensil → diri kita sendiri

Orang Tua akan selalu ada untuk anak anaknya, guna memperbaiki kesalahan anak anaknya.

Namun, seiring berjalannya waktu, Orang Tua akan terluka dan akan menjadi semakin kecil (baca: bertambah tua, sakit sakitan
dan akhirnya meninggal).

Walaupun anak anak mereka pada akhirnya akan menemukan seseorang yang baru (Suami atau Istri), namun Papa dan Mama akan selalu tetap merasa bahagia atas apa yang mereka lakukan terhadap anak anaknya dan akan selalu merasa tidak sukabila melihat buah hati tercinta mereka merasa khawatir atau pun bersedih.