Self, Rain, and Umbrella Theory
Teori Diri, Hujan dan Payung
Hujan tidak melulu tentang membuat orang
sibuk dengan payung karena takut kebasahan.
Hujan tidak merepotkan, dia hanya turun.
Tapi kita yg merepotkan diri kita akan konsekuensi yang kita 'pikirkan
sendiri'.
Kalau mau basah, silahkan, hujan tak marah.
Hujan akan tetap turun.
Kalau mau pake payung, silahkan, hujan tak
merasa rendah diri, hujan tetap turun. Payung hanya jadi pihak ketiga. It can
be used well or less, depends on how we control it. Face down or face up, you
decide...
Hujan bisa menghijaukan yang tandus,
menyegarkan yang kering, mendinginkan wilayah yang panas, meneduhkan mata dan
jiwa yang marah, dan banyak lagi yang tidak cukup tertulis disini...
Sebaliknya, hujan bisa menenggelamkan
apapun pada lokasi ia jatuh dengan milliaran butiran air dengan bentuk dan
ukurannya, hujan bisa melukai orang-orang yang berjalan, berlari, atau
berkendaraan, jika ia mau. Tapi tetap ia akan turun.
Sebagian banyak merindukannya. Sebagian
setengah-setengah menunggunya. Sebagian membencinya. Sebagian mengutuknya.
Hujan tetap akan turun. Kapan? Hanya waktu yg akan menjawab. Kontrol bukan di
atas tangan kita.
Kalau philosophy ini kita ambil untuk diri
kita sendiri terhadap segala sesuatu di luar diri kita, kita bisa coba
menduplikasikannya untuk belajar menjadi lebih baik dalam kualitas diri.
Memilih, merangkai, mempersiapkan, meningkatkan dan mengaplikasikan kualitas
diri kita spt hujan. Kontrol terbesar ada di tangan kita.
Build yourself, gain confidence. Embrace
critics, inputs, comments, hate, love, or zero response. Keep moving, keep
learning, keep doing to improve. APPLIED them. Market yourself. Let ur
surroundings feel you. Know ur quality, experience the benefits, experience and
witness your qualities. Then wanting to be with you, looking for someone like
you...
Make them miss you, because YOU ARE THAT
WORTHY TO BE AWAITED, to be with, to be searched for...
And...
To be continued... ๐๐๐
Deedee C -