Kamis, 16 Januari 2014

"MELAPANGKAN HATI"

murni copas dari grup ODOJ. mau dishare aja, monggo. semoga bermanfaat...

Assalamualaikum . Seorang anak dg wajah kusut berjalan tak terarah di tepi danau. Bertemulah ia dg seorg kakek yg bijaksana. Berdialoglah mereka. Anak mudaitu menumpahkan kegalauan hatinya kpd si kakek. Si kakek pun mendengaarkan dg seksama. Sehabis si anak muda menuntaskan kegalauan hatinya, si kakek masuk ke dlm rumah, lalu ia muncul dg menggenggam garam. "Nak, coba kau masukkan garam ini ke dlm gelas, aduk & cicipi,"pinta si kakek. "Bgmn rasanya?" Si kakek bertanya. "Asin sekali, juga pahit." Jawab anak muda. "Sekarang pergilah kamu ke danau di sana. Tuangkan segelas airmu yg asin itu kesana. Lalu aduklah air danau itu & rasakan." "Bgmn rasanya?" "Segar," sahut anak muda itu. "Apakah kamu rasa asin garam di dlm air danau itu?"Tanya kakek lagi. "Tidak."Jawab si anak muda. "Anak muda, dengarlah baik2 kata2 ku ini. Pahit getirnya kehidupan layaknya segenggm garam tadi. Jumlah & rasa pahit itu sama dan akan tetap sama. Tapi, kepahitan yg kita rasakan sgt tergantung dr wadah atau tempat yg kita miliki. Kalau hati kita sekecil gelas tadi, maka pahit getir kehidupan itu akan terasa menyiksa. Namun jika hati kita seluas samudera, maka kegetiran & rasa asin itu tdk lagi mampu merusak suasana batin kita. Jadi, ketika engkau merasakan kepahitan & berbagai kegagalan dlm hidup, lapangkanlah dadamu, luaskan hatimu utk menampung setiap kepahitan hidup." Dlm menjalani kehidupan ini, masa2 getir adalah sesuatu yg tdk terelakkan. Hal itu tak ubahnya spt badai yg sewaktu2 hadir di tengah samudera. Begitu juga kita tdk mungkin mengelak kehadiran orang2 yg tdk menyukai kita. Kita tdk bisa mengubah semua org menjadi santun & menyukai kita, tdk juga kita bisa membuat semua org selalu memuji & membenarkan apa yg kita lakukan. Sebaik apa pun diri kita, tetap saja akan ada org yg tdk suka. Itulah mosaik kehidupan; ada hujan, terang, panas, dingin, ada siang & malam. Persoalan sesungguhnya bukan terletak pd apa yg ada diluar diri kita, tapi bgmn kita menyikapinya.