Bismillah…
Apa kabar, kawan-kawan? Semoga selalu sehat yaaaaa J
Oke, kali ini aku akan membahas tentang
pengalaman pribadiku mengunjungi Taman Kanak-kanak.
Di Indonesia ke TK, ketemu anak-anak? Biasa.
Nah ini, di Turki? Gimana rasanya? Menurutku, luarrrrr biasa.
Aku punya kenalan kakak kelas yang sedang duduk
di bangku akhir kuliah. Dan beliau kebetulan belajar di jurusan guru TK. Iseng-iseng,
terbesit dalam pikiranku, ingin sekali rasanya main ke TK, ketemu anak-anak
kecil, main bersama mereka. Wah pasti seru, itu ekspektasiku.
Alhamdulillah, kami berjodoh. Kakak kelasku itu
sedang melaksanakan yang namanya “magang” atau istilah Bahasa Turki nya STAJ. Dengan penuh harap aku bertanya
via social media, twitter.
“Kak, pengen ikut dong main ke TK. Pengen
ketemu anak-anak kecil. Hehehe..”, pintaku.
“Boleh..boleh.. Yuk ikut kakak hari Jum’at
ini.”
Percakapan lebih lanjut pun kami teruskan
melalui media Whatsapp.
Tibalah hari itu, Jum’at!
Kurelakan bolos dulu TOMER demi bertemu dengan
anak-anak lucu tersebut. Kami berangkat bersamaan. Sepanjang perjalanan menuju
lokasi sekolah TK nya tersebut dalam hati ku berdoa, semoga materi hari ini
tidak terlalu sulit, atau apapun lah, yang penting tidak membuatku ketinggalan
pelajaran Bahasa Turki. Dan Alhamdulillah, guru yang seharusnya mengajar
kelasku tidak berkenan hadirJ, dikarenakan anaknya sakit L
Saat di perjalanan pun aku menyempatkan diri
bertanya kepada kakak kelas aku tersebut tentang bagaimana sistem pendidikan TK
di Negara Turki itu, dan beliau memberikan jawaban kurang lebih seperti ini:
kelas dimulai pukul 9 pagi dan berakhir pukul 2 siang. Seketika aku terbelalak,
anak-anak kecil itu ngapain aja, lama banget, apa nggak kasihan terlalu banyak
belajar? Ternyata, begini rinciannya:
Pukul 09.00 – 11.30 bermain bebas.
Pukul 11.30 – 12.30 sarapan (murid-murid
membawa bekal sarapan nya masing-masing, mulai dari minuman, makanan, dessert,
dan serbet).
Pukul 12.30 – 14.00 baru deh belajar, tapi
bentuk pembelajaran untuk anak TK, yang kontennya agak ringan.
Sesampainya kami disekolah tersebut, pintu
tertutup dan dikunci rapat. Tenyata kami datang sangat terlambat. Kelas dimulai
pukul 9 pagi, namun kami sampai di tempat tersebut tepat pukul 10 pagi.
Kelewatan memang terlambatnya, hehehe. Tapi memang jarak Antara rumah dan
sekolah tersebut sangatlah jauh.
TK O Kecil
Mungkin kalau di Indonesia pengelompokkan
kelasnya kurang lebih seperti itu. Ada kelas TK O kecil dan TK O besar.
Pertama-tama yang aku masuki adalah TK O kecil. 1 kelas isinya hanya ada 6
siswa-siswi, dikarenakan teman-temannya sakit. Seharusnya ada 10 orang dalam 1
kelas.
Mereka semua sangat kecil, kuperkirakan umurnya
sekitar 4 - 5 tahun. Kedatanganku tidak membuat mereka meninggalkan
mainan-mainannya. Mereka sangat asyik bermain. Ya itulah dunia anak-anak,
mungkin dimasaku sekecil mereka, akupun tak jauh seperti mereka.
Kuganggu 2 orang anak perempuan yang tengah
asyik bermain masak-masakkan. Aku bergabung bermain dengan mereka, dengan modus
ingin mencoba, apakah mereka bisa menyebutkan namaku dengan benar (maklum,
kebanyakan orang agak kesulitan membaca dan memanggil namaku). Pendekatan seper
singkat, kulakukan selama 3 – 5 menit, bak harimau menemukan mangsanya, tanpa
ragu aku berucap,
“Merhaba, adım Witsqa. Söyleyebilir misin?
(Indonesian: Halo, nama saya Witsqa. Kamu bisa nyebutinnya gak?)”, ujarku
Mereka berdua menatapku, dengan penuh pancaran
ragu tersirat dari matanya, mereka mengangguk. Aku sangat senang! J
Kutunggu-tunggu mereka tak mengeluarkan sepatah
katapun. Mereka asyik dengan mainannya itu. Kutanya kembali mereka, dan mereka
tak sedikitpun menggubrisku L *kasian banget diharkosin anak kecil, anak TK
lagi hihihi*
Hal yang tak kulupakan dari kelas ini adalah,
beberapa anak memanggilku “öğretmenim”, yang artinya guruku. Kaget rasanya
suara-suara lucu itu memanggilku guru. Namun, itu adalah kenangan terindah di
hari itu J
TK O Besar
Kumasuki kelas lainnya.
Yang tak bisa kulupakan dari kelas ini adalah
mereka semua menyambutku! Wonderful!!
“Hoş Geldiniz, Witsqa AblaJ (Selamat Datang, Kak Witsqa)”, ucap
mereka serempak.
Aku masih tak percaya, mereka menyambutku, dan
mereka menyebutkan namaku dengan benarrrrrrrr….unbelievable.
Terlebih lagi, ketika aku memasuki kelas
tersebut, ada seorang anak berambut panjang yang kukira anak lelaki meraih dan
menarik-narik lengan bajuku. Mengisyaratkan aku untuk merendahkan tubuhku untuk
menyamai tingginya. Akupun menjongkokkan badanku, dan ketika mau kutanya ada
apa, seketika itu pula ia mencium kedua pipiku secara bergantian dan dengan
cepat memelukku erat. Setelah itu, anak tersebut lari, kembali duduk di tempat seharusnya ia berada.
Aku melongo, kutatap kakak kelasku, dan aku
bertanya,
“Kaget pisan
ih kak, emang kayak gitu ya?”, tanyaku seolah tak percaya, namun dalam hati ada
gejolak bahagia.
“Iya memang suka pada kayak begitu. Hehe..”,
jawabnya.
Dan disitu pula anak-anak kelas O besar itu
bertanya kepada kakak kelasku,
“Bu guru, kalian ngomong pake bahasa apa?”,
tanyanya
“Kami ngobrol pakai Bahasa kami, Bahasa
Indonesia. Bu guru kan udah pernah bilang, yak an?”, jawabnya sambil
melemparkan pandangan ke arahku.
Aku hanya tersenyum. Aku memahami, anak-anak
seusia mereka sedang tinggi-tingginya rasa keingintahuannya.
Sekitar pukul 12.30, aku putuskan untuk pergi.
Karena ada hal lain yang harus aku kerjakan.
Hari itu sungguh menyenangkan.
Sayang sekali aku tidak sempat mengambil foto
bersama anak-anak tersebut. Namun aku berharap mereka semua tidak melupakanku,
dan jika kami dipertemukan kembali, semoga kami bisa berfoto bersama J
Thanks to:
Kak Iin dan
Kak Qoni yang udah mau repot-repot ngajak Witsqa main ke TK nya J
Terima Kasih. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembacanya.
Kritik dan saran bisa dilampirkan J
Mohon maaf jika banyak
kesalahan dalam penulisan, karena tujuan aku hanya ingin sharing pengalaman.